Karakteristik Biji Kakao Hasil Fermentasi Kapasitas Kecil dengan Jenis Wadah dan Lama Fermentasi yang Berbeda

  • Novi Adi Aryani Prodi. Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • Ni Luh Yulianti Prodi. Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia
  • Gede Arda Prodi. Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengaruh variasi wadah dan lama fermentasi terhadap karakteristik biji kakao hasil fermentasi pada kapasitas kecil. 2) dan untuk mengetahui perlakuan yang menghasilkan karakteristik biji kakao terbaik setelah fermentasi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah wadah yang terdiri dari tiga taraf yaitu kotak kayu, keranjang bambu dan karung plastik. Faktor kedua adalah lama fermentasi, yang terdiri dari tiga taraf yaitu 4 hari, 5 hari dan 6 hari. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi suhu fermentasi, pH luar biji kakao, pH dalam keping biji kakao, jumlah biji per 100 gram, kadar kulit, kadar air, uji belah meliputi biji tidak terfermentasi, biji setengah terfermentasi, biji terfermentasi sempurna, biji berkecambah, biji berjamur, biji berserangga. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan wadah dan lama fermentasi berpengaruh terhadap suhu fermentasi, pH luar biji kakao, pH dalam keping biji kakao, jumlah biji per 100 gram, kadar kulit, kadar air, hasil uji belah yaitu biji tidak terfermentasi dan biji terfermentasi sempurna. Perlakuan biji kakao yang difermentasikan dalam kotak kayu berukuran 25,5 cm x 25,5 cm x 30,5 cm dengan kapasitas 7,5 kg yang difermentasikan selama 6 hari merupakan kombinasi perlakuan yang menghasilkan karakteristik biji kakao terbaik yaitu dengan suhu maksimal fermentasi yang dapat dicapai sebesar 45,45oC, pH luar biji kakao segar sebesar 6,40, pH dalam keping biji kakao segar sebesar 4,10, jumlah biji per 100 gram sebesar 87,5, kadar kulit sebesar 10,95%, kadar air sebesar 7,3% bb, hasil uji belah yaitu biji tidak terfermentasi 0%, biji setengah terfermentasi 8%, biji terfermentasi sempurna 92%, berjamur 0%, berkecambah 0% dan berserangga 0%.


 


This study is aimed at 1) knowing the effect of container variation and fermentation time to the characteristics of fermented cocoa beans in small capacity. 2) and knowing the treatment that produces the best cocoa beans characteristics after fermentation. The factorial randomized block design with two factors is used in this study. The first factor is a container type consisting of three levels, namely wooden box, bamboo basket, and plastic sack. The second factor is the fermentation length which consists of three levels; they are 4 days, 5 days, and 6 days. The parameters observed in this study are fermentation temperature, external cocoa bean pH, internal cocoa bean pH, number of beans per 100 grams, skin content, water content, split test including unfermented beans, underfermented beans, fermented beans, germinating beans, moldy beans, and beans that contain insect. The results showed that container treatment and fermentation time had an effect on the fermentation temperature, external cocoa bean pH, internal cocoa bean pH, number of beans per 100 grams, skin content, and water content, split test result that is unfermented beans and fermented beans. Furthermore, the treatment of fermented cocoa beans in a wooden box measuring 25.5 cm x 25.5 cm x 30.5 cm with 7.5 kg capacity fermented during 6 days is a combination of treatments that produce the best characteristics of cocoa beans with maximum temperature fermentation that can be achieved at 45.45oC, external cocoa bean pH at 6.40, internal cocoa bean pH 4.10, number of beans per 100 grams content of 87,5, skin content of 10.95%, water content of 7,3% bb, split test including unfermented beans 0%, underfermented beans 8%, fermented beans 92%, germinating beans 0%, moldy beans 0%, and beans that contain insect 0%.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amin, S. 2005. Teknologi Pascapanen Kakao Untuk Masyarakat Perkakaoan Indonesia. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Anonimus. 2014. Outlook Komoditi Kakao. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. ISSN: 1907-1507.

Arsyad, Kisman A.. 2016. Indonesia Miliki Potensi Penghasil Kakao Terbesar Dunia. http://www.stppgowa.ac.id/indonesia-miliki-potensi-penghasil-kakao-terbesar-dunia/.Diakses tanggal: 20 Maret 2017.

Atiqoh, Ika. 2007. Isolasi Bakteri Asam Laktat Penghasil Senyawa Antikapang pada Fermentasi Kakao. Skripsi S1. Universitas Jember, Jember.

Ginting, S.. 2011. Mempelajari Pengaruh Lama Fermentasi dan Lama Penyangraian Biji Kakao Terhadap Mutu Bubuk Kakao. Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Quality Medan, Medan.

Indarti, E., Widayat, H. P., & Zuhri, N. (2011). Effect of Fermentation Container and Thickness of Bean Mass during Fermentation Process of Cocoa Bean (Theobroma cocoa L.). Proceedings: Annual International Conference (pp. 64-69). Univesitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Karinawantika, E. I.. 2015. Karakteristik Fisik dan Kimia Biji Kakao Hasil Fermentasi Dalam Wadah Karung Plastik di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Skripsi S1. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, Jember.

Kustyawati, M.E. dan Setyani, S. 2008. Pengaruh Penambahan Inokulum Campuran Terhadap Perubahan Kimia dan Mikrobiologi Selama Fermentasi Coklat. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 13(2).

Mahardika, E. L. 2015. Karakteristik Fisiko Kimia Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Hasil Variasi Jenis Ukuran dan Wadah Fermentasi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Skripsi S1. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, Jember.

Muhajir, Anton. 2015. Mengembalikan Kakao Belanda di Pedalaman Papua. http://www.mongabay.co.id/2015/12/01/mengembalikan-kakao-belanda-di-pedalaman-papua-kenapa/. Diakses tanggal: 25 November 2017.

Mulato, Widyotomo, Misnawi, dan Suharyanto. 2005. Petunjuk Teknis Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Nielsen, D.S. 2006. The Microbiology of Ghanaian Cocoa Fermentations. Denmark: Department of Food Science, Food Microbiology the Royal Veterinary and Agricultural University.

Nursalam.2005. Mutu Biji Kakao Lindak Pada Berbagai Lama Waktu Fermentasi. J. Agrisains. 6 (2): 73-80

Nursalam, N. 2016.Mutu Biji Kakao Lindak Pada Berbagai Lama Waktu Fermentasi. Agrisains, 6(2).

Putra, G. G., Sutardi, S., & Kartika, B. 2017. Peranan Perubahan Komponen Prekursor Aroma dan Cita Rasa Biji Kakao Selama Fermentasi Terhadap Cita Rasa Bubuk Kakao yang Dihasilkan. Agritech, 13(4), 13-17.

Rasadi, Y. 2015. Karakteristik Fisik dan Kimia Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Hasil Fermentasi Variasi Wadah Kotak Kayu, Krat Plastik dan Daun Pisang di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Skripsi S1. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, Jember.

SNI 2323-2008. 2008. Standar Nasional Indonesia Biji Kakao. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.

Susanto, T. dan B. Saneto. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Surabaya: Bina Ilmu.
Published
2018-01-17
How to Cite
ARYANI, Novi Adi; YULIANTI, Ni Luh; ARDA, Gede. Karakteristik Biji Kakao Hasil Fermentasi Kapasitas Kecil dengan Jenis Wadah dan Lama Fermentasi yang Berbeda. Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian), [S.l.], v. 6, n. 1, p. 17-24, jan. 2018. ISSN 2502-3012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/35777>. Date accessed: 22 nov. 2024.
Section
Articles

Most read articles by the same author(s)