Karakteristik Ekstrak Aseton Pewarna Alami Daun Singkong (Manihot Esculenta C.) pada Perlakuan Ukuran Partikel Bahan dan Lama Maserasi
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel dan lama maserasi terhadap karakteristik ekstrak aseton pewarna alami daun singkong dan menentukan ukuran partikel dan lama maserasi terbaik untuk mendapatkan ekstrak aseton pewarna alami daun singkong. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial dengan 2 Faktor yaitu Ukuran Partikel (40 mesh, 60 mesh, 80 mesh) dan Lama Maserasi (24 jam, 36 jam, 48 jam). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan apabila perlakuan berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap rendemen, klorofil b, tingkat kecerahan (L*), tingkat kekuningan (b*) tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap klorofil total, klorofil a, kemerahan (a*). Perlakuan ukuran partikel 80 mesh dan lama maserasi 36 jam merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan ekstrak aseton pewarna alami daun singkong dengan karakteristik rendemen sebesar 8,08%, klorofil total sebesar 3,83%, klorofil a sebesar 2,05%, klorofil b sebesar 1,77%, tingkat kecerahan (L*) sebesar 11,03, tingkat kemerahan (a*) sebesar 10,29, tingkat kekuningan (b*) sebesar 2,83.
This study aims to know the effect of particle size and maceration time on the characteristics of the natural dye acetone extract of cassava leaves and determine the best particle size and maceration time to obtain the acetone extract of natural coloring cassava leaves.This research used a randomized block design with factorial pattern with two factors namely, particle size (40 mesh, 60 mesh, 80 mesh) and maceration time (24 hours, 36 hours, 48 hours). The data obtained were analyzed by analysis of variance. If the treatment had a significant effect, it would be followed by the Duncan test. The result showed that interactions had significant effect on theextract yield, chlorophyll b levels, brightness level L*, yellowish level b*, but had no effect on total chlorophyll levels, chlorophyll a levels, redness level a*. Treatment of particle size 80 mesh and maceration time 36 hours, is the best treatment to produce aceton extract natural dyes of cassava leaves with extract yield characteristics of 8.08%,total chlorophyll levels of 3.83, chlorophyll a levels of 2.05%,chlorophyll b levels of 1.77%,brightness level (L*) of 11.03,redness level (a*) of 10.29,yellowish level (b*) of 2.83.
Downloads
References
Antari, N.M.R.O., N.M. Wartini, dan S. Mulyani. 2015. Pengaruh ukuran partikel dan lama ekstraksi terhadap karakteristik ekstrak warna alami buah pandan. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 3(4):1–4.
Aronoff, S. 1958. The Chemistry of Chlorophyll. Advance in Food Research IV. Elsevier, Canada.
Aryanti, N., A. Nafiunisa, F.M. Wilis. 2016. Ekstraksi dan karakteristik daun suji sebagai pewarna pangan alami. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 5(4):129-135.
Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi II. Bumi Aksara, Jakarta.
Dwipayana, I.M., N.M. Wartini dan L.P. Wrasiati. 2019. Pengaruh perbandingan bahan pelarut dan lama ekstraksi pewarna daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri. 7(4) 571-580.
El-Mouhty, N.R.A. dan A.Y. El-Naggar. 2014. Extraction of chlorophyll and carotene from irradiated parsley. International Journal of Innovative Research in Science. Engineering and Technology. 3(1), 8522-8527.
Fauziah, N.A., C. Saleh, dan Erwin. 2016. Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna dari kulit buah alpukat (Persea AmericanaM.) dengan metode spektroskopi uv-vis. Jurnal Atomik. 1(1):23-27.
Gross,J. 1991. Pigments in Vegetable, Chlorophylls and Crotenoids. Van Nostrand Reinhold, New York.
Handayani, P.A. dan A. Rahmawati. 2012. Pemanfaatan kulit buah naga sebagai pewarna alami makanan pengganti pewarna sintetis. Jurnal bahan alam Terbarukan.1(2):19-24.
Hasim, H., S. Falah, dan L.K. Dewi. 2016. Effect of boiled cassava leaves (Manihot esculenta C.) on total phenolic, flavonoid, and its antioxidant activity. Current Biochemistry. 3(3):116-127.
Hui, F.H. 1992. Encyclopedia of Food Science and Technology. John Willy and Sons, Inc. USA.
Khuluq, A.D., S.B. Widjanarko dan E.S. Murtini. 2007. Ekstraksi dan betasianin daun darah (Alternanthera Internatera D.) (kajian perbandingan pelarut air: etanol dan suhu ekstraksi). Jurnal Teknologi Pertanian. 8(3): 172-181.
Lachman, L., H.A. Lieberman dan J.L.Kanig. 1986. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. UI Press, Jakarta.
Limantara, L. dan P. Rahayu. 2007. Prospek kesehatan pigmen alami. Prosiding Seminar Nasional Pigmen 2007 MBUKSW, Salatiga. 1-22.
Manoi, F. 2015. Pengaruh kehalusan bahan dan lama ekstraksi terhadap mutu ekstrak tempuyung (Sonchus arvensis L.). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 15(2):156-161.
Nollet, L.M.L. 2004. Handbook of Food Analysis. Physical Characterzati-ion and Nutrient Analysis. Marcel Dekker Incorporation, New York.
Nwabanne, J.T. 2012. Kinetics and thermdunamics study of oil extraction from flueted pumpkin seed. International Journal of Mutridiciplinarty Sciences and Engginering 3(6): 11-15.
Pratista. I.M.I., L. Suhendra., dan L.P. Wrasiati. 2017. Karakteristik pewarna alami pada ekstrak Sargassum polycystum dengan konsentrasi pelarut etanol dan lama maserasi yang berbeda. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri. 5(4):51-60.
Putri, W.D.R, E. Zubaidah, dan N. Sholahudin. 2012. Ekstraksi pewarna daun suji, kajian pengaruh blancing dan jenis bahan pengekstrak. Jurnal Teknologi Pertanian. 4(1):13-24.
Rymbai, H., R.R. Sharma, dan M. Srivasta, 2011. Bio-colorants and its implications in health and food industry-a review. International Journal of Pharmacological Research, 3:2228-2244.
Sastrohamidjojo, H. 1991. Kromatografi. Edisi II. Liberty, Yogyakarta.
Setiari, N. dan Y. Nurchayati. 2009. Eksplorasi kandungan klorofil pada beberapa sayuran hijau sebagai alternatif bahan dasar food supplement. Jurnal Bioma. 11(1): 6-10.
Stahl, E. 1969. Thin Layer Chromatography: A Laboratory Handbook 2nd Edition. Springer-Veriag, Berlin.
Sudarmadji, S., B. Haryono, dan Suhardi. 1989. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Treybel, R.E. 1981. Mass Transfer Operations 3rd edition. Mc Graw Hill. Inc, New York.
Wahyuni, D.T., dan S.B. Widjanarko. 2015. Pengaruh jenis pelarut dan lama ekstraksi terhadap ekstrak karotenoid labu kuning dengan metode gelombang ultrasonik. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2): 390-401.
Weaver, C. 1996. The Food Chemistry Laboratory: A Manual for Experimental Foods, Dietetics, and Food Scintist. CRC Press, Boca Raton, New York, London, Tokyo.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F.G. dan T. S. Rahayu. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Winata, E. W. dan Yunianti. 2015. Ekstraksi antosianin buah murbai (Morus alba L.) metode ultrasonic batch (kajian waktu dan rasio bahan:pelarut). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2):773-783.
Yuniwati, Murni, A. W. Kusuma, dan F. Yunanto. 2012. Optimasi kondisi proses ekstraksi zat pewarna dalam daun suji dengan pelarut etanol. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi (SNAST). A257-A263.
Zendrato, I. A., F. Swatawati., dan Romadhon. 2014. Ekstraksi klorofil dan karotenoid dengan konsentrasi pelarut yang berbeda pada lamun (Enhalus acoroides) di perairan laut Jawa. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 3 (1): 30-39.