Analisis Distribusi Pasar dan Margin Pemasaran Gabah - Beras dalam Ketahanan Pangan di Bali
Abstract
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan Penelitian ini bertujuan untuk : (i) menggambarkan keragaan alur pemasaran gabah/beras mulai dari petani (produsen) sampai konsumen akhir, (ii) menganalisis komponen biaya, dan besarnya margin pemasaran pada setiap pelaku pemasaran, (iii) menghitungdan tingkat efisiensi tertinggi dalam saluran distribusi pemasaran, dan (iv) mengidentifikasi permasalahan pada margin pemasaran beras. Penelitian dilaksanakan Tahun 2021 di Propinsi Bali dari Bulan Mei – Juli 2021. Penelitian ini bersifat deskriptip menggunakan metoda Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan pendekatan Snow Ball Sampling sebagai titik awal (starting point). Hasil Penelitian ditemukan 2 (dua) aliran distribusi pemasaran Gabah/Beras di Proviunsi Bali. (80 %) I (Pertama), 20 % ke II (Kedua), beras pada Saluran I (Pertama), margin tertinggi diperoleh pelaku usaha Penggilingan/RMU, sebesar Rp.435,475/Kg Beras (34,22%), disusul oleh Pedagang Besar (Pedagang Grosir) sebesar Rp. 393/Kg Beras (30,81%), Pedagang Eceran sebesar Rp. 320/Kg (25,15 %) disusul pada Penebas/Pedagang Pengumpul Rp.125/Kg Beras (9,82 %). Sedangkan Margin Pemasaran Saluran II (Kedua), margin tertinggi diperoleh pelaku usaha Gapoktan/Penggilingan/RMU (Pedagang Grosir), sebesar Rp. 234/Kg Beras (53,90%), disusul oleh PMT/TTIC/TTI (Pedagang Eceran) sebesar Rp. 200/Kg Beras (46,10 %). Dari hasil analisa tingkat efisiensi pemasaran, maka saluran distribusi I (pertama) lebih efisien dibandingkan dengan saluran ke II (dua).