Analisa Komparasi Keunggulan Kompetitif Usaha Tani Padi Sawah Dan Sawit Di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
Abstract
Perluasan lahan perkebunan kelapa sawit melalui alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit telah menjadi perdebatan panjang karena tidak sesuai dengan visi misi Kabupaten Mukomuko tentang kemandirian pangan, namun beberapa tahun belakangan terjadi alih fungsi lahan perkebunan kelapa sawit ke padi sawah. Sekitar 370 hektar lahan perkebunan kelapa sawit dan rawa di wilayah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, diubah menjadi sawah baru. Hal ini menarik untuk diteliti karena fenomena ini dianggap unik saat di wilayah lain masyarakat berbondong bondong untuk mengalih fungsikan lahan pangan ke perkebunan sawit, sebaliknya di Kabupaten Mukomuko masyarakat yang melakukan alih fungsi lahan dari perkebunan sawit ke padi sawah, padahal selama ini usaha tani kelapa sawit. Pemilihan Lokasi dilakukan yaitu secara purposive dan penentuan responden dilakukan dengan metode solvin yang mana diperoleh sebanyak 181 Responden. Pengumpulan data menggunakan metode survey dengan pembagian kuisioner kepada responden. Untuk analisa data menggunakan metode keuntungan privat dan Privat Cost Ratio. Hasil penelitian menjelaskan keuntungan privat (Private Profitability) dan efisiensi finansial (Private Cost Ratio). Dimana keuntungan privat padi sawah (Private Profitability) sebesar Rp. 38.173.833,-/Ut/Ha/Th - sedangkan untuk usaha tani kelapa sawit memperoleh keuntungan privat (Private Profitability) sebesar Rp.28.308.303,-/Ut/Ha/Th. Hal ini bermakna jika dilihat dari sisi keuntungan privat, maka padi sawah lebih kompetitif. Namun jika dilihat dari efisiensi finansial (Private Cost Ratio) usaha tani padi sawah sebesar 0,31 sedangkan untuk usaha tani kelapa sawit sebesar 0,24 yang mana artinnya kedua nilai PCR usahatani padi sawah dan kelapa sawit yang di dapat lebih kecil dari 1, jadi keduanya memiliki tingkat keunggulan kompetitif dan mempunyai daya saing, jika dibandingkan maka nilai PCR kelapa sawit < PCR Padi Sawah (024<0,31) yang artinya secara efisiensi finansial usaha tani kelapa sawit lebih efisien.