Adopsi Itik dan Implikasinya Bagi Pertanian di Bali
Abstract
Secara historis pertanian di Bali telah menjadi bagian dari budaya masyarakat perdesaan yang bersifat tradisional. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK ) pada sektor pertanian di Bali masih langka. Oleh karena itu, penelitian tentang adopsi TIK di sektor pertanian menjadi sebuah kebutuhan mendesak saat ini. Penelitian ini berkontribusi untuk memahami adopsi dan penggunaan TIK, mengidentifikasi kendala yang terkait dengan penggunaan TIK dan mengusulkan rekomendasi dengan implikasi manajerial terhadap peningkatan sistem TIK saat ini di sektor pertanian Bali. Penelitian dilakukan dengan cara membuat kuesioner tentang pengetahuan dan TIK untuk pertanian.
Berdasarkan penelitian, terdapat 93,7% dari total responden menggunakan setidaknya salah satu peralatan terkait atau fasilitas TIK untuk usaha pertanian mereka. Sebanyak 74,1% responden yang mengadopsi TIK dapat mengatasi masalah-masalah usahatani. Para petani responden merasakan TIK sebagai faktor penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas pelayanan pemerintah kepada mereka. Implikasi TIK dalam pengembangan pertanian di Bali dirasakan sangat penting, khususnya pada kegiatan penyuluhan. Ketersediaan akses internet erta kemampuan dan ketrampilan para petugas pendamping cukup memudahkan petani, kelompok, atau gapoktan memperoleh informasi berupa inovasi teknologi dan kelembagaan. Informasi tersebut dibutuhkan dalam mengupayakan kesejahteraan petani. TIK menjadi sumber informasi praktis yang formal dan informal. Informasi dapat diakses setiap saat setiap hari. Sejumlah situs pertanian, menyediakan prakiraan cuaca, harga tanaman, jasa keuangan dan industri, serta berita umum lainnya. Koneksi internet menyediakan berbagai fungsi dan manfaat kepada produsen pertanian. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan internet dan tujuan yang digunakan mungkin berbeda-beda menurut jenis operasionalnya.