NILAI TUKAR PETANI PROVINSI BALI TAHUN 2015-2017
Abstract
Kegiatan usahatani sangat ditentukan oleh keberlasungan dan kesejahteraan petani dalam berkegiatan usahatani. Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani. Nilai tukar petani yang meningkat akan mempengaruhi keberlangsungan petani untuk melakukan kegiatan usahatani guna memproduksi hasil pertanian. Peneltian ini berjudul Nilai Tukar Petani Provinsi Bali 2015 – 2017. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dinamika nilai tukar petani Provinsi Bali dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks yang dibayar petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. Penghitungan NTP dalam penelitian ini menggunakan tahun dasar 2012. Analisis dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif, berupa data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.Penelitian ini secara rinci dijabarkan menurut subsektor. Cakupan penelitian ini meliputi subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor perkebunan rakyat, subsektor peternakan dan subsektor perikanan. Hasil penelitian menunjukkan tahun 2015 – 2017 rata-rata NTP Bali pada subsektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 1,89 persen dan rata-rata NTP mencapai 96,66 sedangkan NTP subsektor lain nilainya lebih dari 100 (tahun dasar 2012). Adapun rata-rata NTP subsektor lain yang meliputi subsektor Hortikultura sebesar 103,27, subsektor perkebunan rakyat sebesar 102,73, subsektor peternakan sebesar 114,27, dan subsektor perikanan mencapai 104,17. Sementara itu jika digabungkan NTP semua subsektor mencapai 105,03. Faktor yang mempengaruhi indeks yang diterima petani merupakan hasil usahatani yang diterima petani secara langsung. Sedangkan faktor indeks yang dibayar petani meliputi kelompok konsumsi rumah tangga dan kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM). Hasil analisis terlihat nilai kelompok konsumsi rumah tangga dan kelompok BPPBM lebih dari 100. Secara persentase tahun 2015 – 2016 komponen yang mengalami kenaikan paling tinggi yakni komponen bahan makanan sebesar 7,89 persen dan yang paling rendah komponen transportasi sebesar -3,59 persen. Tahun 2016 – 2017 yang paling tinggi komponenmakanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 6,76 persen dan yang paling rendah komponentransportasi sebesar 0,19 persen.