Hitung Jenis Leukosit Hapusan Darah Tikus Model Sepsis dengan Infeksi Escherichia coli ESBL dan Klebsiella pneumoniae carbapenemase
Abstract
Sepsis adalah respons tubuh yang tidak teratur terhadap infeksi parah, memicu peradangan tak terkendali dan dapat menyebabkan cedera luas pada jaringan. Hal ini dapat berkembang menjadi syok septik dengan kegagalan berbagai fungsi organ, menyebabkan kematian jika tidak diobati. Pemeriksaan laboratorium, seperti hitung jenis leukosit dalam hematologi, membantu memahami pola distribusi sel darah putih yang berkaitan dengan kondisi kesehatan. Penelitian laboratorium dilakukan pada tikus yang diinjeksi dengan E. coli ESBL atau K. pneumoniae carbapenemase. Setelah 24 jam, dilakukan pengamatan terhadap apoptosis pada limpa dan hati tikus. Darah tikus diproses untuk menghitung jenis sel darah putih dengan differential count. Hasilnya dianalisis untuk membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok yang diinfeksi bakteri E. coli ESBL dan K. pneumoniae carbapenemase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah neutrofil pada kelompok yang diinfeksi E. coli ESBL masih dalam rerata normal dan lebih rendah (44,5±1,915%) dibandingkan dengan kelompok K. pneumoniae carbapenemase (55,75±8,342%). Begitu
pula halnya dengan jumlah limfosit, kelompok yang diinfeksi E. coli ESBL memiliki nilai yang normal dan lebih rendah (77,5±3,109%) jika dibandingkan dengan kelompok yang diinfeksi K. pneumoniae carbapenemase (91,25±7,588%). Hal ini menyoroti peran penting neutrofil dan limfosit dalam respons terhadap infeksi bakteri berat seperti K. pneumoniae carbapenemase. Studi sebelumnya menunjukkan neutrofilia dan limfositopenia sebagai penanda infeksi bakteri yang parah. Neutrofil adalah garis pertahanan utama melawan infeksi bakteri dan dapat direkrut dengan cepat ke lokasi infeksi, sementara infeksi tertentu dapat memicu rekrutmen neutrofil jangka panjang dari jaringan hematopoietik.