KONSTRUKSI KALIMAT BERVERBA MENYURUH DALAM BAHASA INDONESIA

Abstract

Makalah ini membahas konstruksi kalimat berverba menyuruh dalam bahasa Indonesia. Secara semantis verba menyuruhberarti ‘memerintah seseorang supaya melakukan sesuatu’. Makna ini mengindikasikan unsur kanan (selanjutnya disebut komplemen) verba ini berupa klausa. Beberapa tipe klausa komplemen ini akan didalami di dalam makalah ini. Data diambil dari laman Leipzig Corpora Collection (https://corpora.uni-leipzig.de/en?corpusId=ind_mixed_2013) dengan metode simak dibantu dengan teknik catat. Jumlah kalimat berverba menyuruh yang diamati berjumlah 1.510. Pada tahap analisis digunakan metode padan referensial untuk mengidentifikasi tipe klausa komplemen serta metode agih dengan teknik lesap, sisip, ganti, dan permutasi untuk mengidentifikasi karakteristik klausa komplemennya. Berdasarkan hasil analisis, ada dua jenis klausa komplemen verba menyuruh: (1) klausa komplemen tidak berkonjungtor dan (2) klausa komplemen berkonjungtor (supaya/agar dan untuk). FN objek klausa matriks/FN subjek klausa komplemen yang tidak berkonjungtor bisa hadir secara lahir dan bisa juga tidak. FN objek klausa matriks/FN subjek klausa komplemen yang berkonjungtor supaya/agar bisa hadir secara lahir pada posisi prakonjungtor atau pascakonjungtor dan bisa juga tidak hadir secara lahir, tetapi dapat diidentifikasi melalui konteks kalimat/wacana secara endoforis atau eksoforis. FN objek klausa matriks/FN subjek klausa komplemen yang berkonjungtor untuk hanya bisa hadir secara lahir pada posisi prakonjungtor, sedangkan pada posisi pascakonjungtor wajib tidak hadir secara lahir yang secara struktur batin sama dengan FN objek klausa matriksnya. Selain itu, FN objek klausa matriks/FN subjek klausa komplemen yang berkonjungtor untuk bisa juga tidak hadir secara lahir, tetapi dapat diidentifikasi melalui konteks kalimat/wacana secara endoforis atau eksoforis.