MOKUSHOKU: SHOKU BUNKA MASYARAKAT JEPANG DI RUANG PUBLIK PADA MASA PANDEMI COVID-19

  • Ni Made Andry Anita Dewi Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
  • Ni Luh Putu Ari Sulatri Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Abstract

Pandemi Covid-19 telah melahirkan berbagai kebiasaan baru, termasuk kebiasaan yang terkait dengan shoku bunka'budaya makan'. Di Jepang sejak pandemi Covid-19 mulai dipromosikan kebiasaan baru terkait dengan etika makan di ruang publik, yaitu mokushoku 'makan dalam diam'. Mokushoku dipandang sebagai salah satu langkah yang dapat mencegah penyebaran Covid-19. Untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai mokushoku maka poster-poster terkait mokushoku ditempatkan di ruang publik di Jepang, khususnya di tempat-tempat makan umum, seperti restoran, kantin kampus, ataupun food court ‘pujasera’. Pada makalah ini dikaji mengenai mokushoku sebagai shoku bunka di ruang publik Jepang pada masa pandemi serta penggunaan bahasa pada poster terkait mokushoku. Data dalam kajian ini diambil dari poster mokushoku yang terdapat di kantin kampus salah satu universitas di Jepang. Kajian ini menggunakan teori tindak tutur yang dikemukakan oleh Searle. Hasil kajian menunjukan bahwa pada pasca pandemi Covid-19, poster terkait kebijakan makan mokushoku di ruang publik masih terpasang di lingkungan kantin universitas Jepang. Kebijakan mokushoku ini disosialisasikan melalui poster secara persuasif dalam empat (4) bentuk tindak tutur kategori direktif yaitu: perintah, permohonan, ajakan, dan larangan yang didominasi oleh penggunaan ragam bahasa hormat (keigo).

Published
2024-01-19
How to Cite
DEWI, Ni Made Andry Anita; SULATRI, Ni Luh Putu Ari. MOKUSHOKU: SHOKU BUNKA MASYARAKAT JEPANG DI RUANG PUBLIK PADA MASA PANDEMI COVID-19. Prosiding Seminar Nasional Bahasa Ibu, [S.l.], v. 1, n. 1, p. 123--134, jan. 2024. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/snbi/article/view/SNBI.2023.102.p05>. Date accessed: 13 may 2024.