ROASTING DALAM KOMEDI

Abstract

            Roasting adalah lelucon yang disampaikan oleh seorang komika yang tujuannya untuk “menyerang” seseorang. Kendati begitu, lelucon yang disampaikan tidak boleh bersifat kasar atau merendahkan orang lain. Untuk menjaga kesantunan, seorang komika biasanya melakukan pendekatan terhadap tamu yang akan di roasting guna mencapai kesepakat apa yang boleh dan tidak boleh dikatakan pada saat me-roasting. Akan tetapi pada kenyataannya telah terjadi permusuhan antara seorang komika dengan tamu yang di roasting karena komika tersebut dianggap melanggar kesepakatan atau menggunakan kata-kata yang tidak santun. Untuk menjaga agar roasting tetap merupakan humor yang tidak berkesan mempermalukan tamu yang di roasting, Hart (dalam Nariswari, 2021) mengemukakan ada enam hal penting yang harus diingat, salah satunya adalah jangan terlalu berlebihan.

            Dengan menggunakan teori Hart, penelitian dilakukan atas dua komika yang terkenal karena kemampuan roasting nya, yang dilakukan di beberapa kesempatan. Kedua komika itu adalah Mamat Alkatiri dan Kiki Saputri.  Analisis yang dilakukan bertujuan untuk melihat apakah roasting merupakan komedi yang santun mengingat komika tidak hanya berhadapan dengan tamu yang sudah sepakat, melainkan juga akan berhadapan dengan semua pihak yang berada di kelompok tamu tersebut, baik yang langsung dan tidak langsung hadir di studio. Orang-orang ini biasanya tidak mengetahui adanya kesepakatan sebelum acara dimulai. Olok-olok memang merupakan punch line yang bisa membuat penonton tertawa. Dengan menggunakan data yang sudah diseleksi, akan dapat dilihat roasting yang bagaimana membuat penonton tertawa.