PEMBERDAYAAN BAHASA IBU PADA KONTESTASI KOMUNIKASI POLITIK PILPRES 2024 DI RUANG TIK TOK

Abstract

Mengawali tahun 2024 merupakan momen yang hangat di ranah politik di Indonesia. Hal ini merupakan momen politis yang dihangatkan oleh kontestasi komunikasi politik pada media sosial. Artikel yang diberi judul Pemberdayaan Bahasa Ibu pada Kontestasi Politik Pilpres 2024 di Ruang Tik Tok ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk komunikasi yang ditemukan pada masa kontestasi pilpres 2024 di ruang Tik Tok serta untuk menemukan strategi komunikasi yang mendamaikan bagi penutur bahasa ibu sehingga komunikasi pilpres 2024 dapat menjadi komunikasi yang mendamaikan semua pihak. Artikel ini merupakan artikel yang menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengambil data dari tuturan yang ditemukan pada akun Tik Tok selama periode Desember 2023- 2 Februari 2024. Adapun metode dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan teknik catat. Metode Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Adapun Metode Penyajian Analisis dilakukan secara informal. Teori yang dipergunakan untuk menganalisis permasalahan adalah teori Linguistik Kritis yang digaungi oleh Fowler (1976), yang melihat bentuk-bentuk bahasa yang muncul pada tuturan kontestasi politik sebagai bentuk ideologis. Dari analisis artikel ini dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk bahasa yang ditemukan pada komunikasi pilpres 2024 merupakan bentuk bahasa yang sarat dengan nilai ideologis, yang tersebar melalui bentuk-bentuk kalimat, frasa, penggunaan slogan, valuasi pada diksi dan bentuk-bentuk metaforis. Pemberdayaan bahasa ibu pada pemilihan bentuk-bentuk bahasa tersebut di ruang Tik Tok berimplikasi terhadap para penutur dan petuturnya yang berkontestasi pada komunikasi politik tersebut sehingga diperlukan kesadaran dalam pemberdayaan strategi komunikasi sehingga dapat mencegah terjadinya konflik antar netizen.