KONSEP BANGUNAN SEBAGAI INSTRUMEN KOGNITIF PEMICU METAFORA KONSEPTUAL BAHASA JEPANG

Gede Boy Sistha Nanda Dipraja; Ni Komang Tri Jayanti

Gede Boy Sistha Nanda Dipraja
Ni Komang Tri Jayanti

Abstract

Penelitian ini berfokus untuk menganalisis konsep bangunan sebagai instrument kognitif yang memicu metafora konseptual Bahasa Jepang. Verba yang merepresentasikan Ranah Sumber Metaforis BANGUNAN yang dibahas pada penelitian ini berjumlah tiga yakni (1) kuzureru “runtuh”, (2) tateru “membangun”, dan (3) kowareru “rusak”. Data untuk penelitian ini diperoleh dari korpora bahasa Jepang pada media Sketch Engine dan pencarian data dalam penelitian ini menggunakan metode korpus. Data penelitian dikumpulkan dengan menentukan terlebih dahulu item leksikal ranah sumber (metaforis), yaitu verba tateru “membangun”, kowareru “rusak”, dan kuzureru “runtuh” mengacu pada pendapat Stefanowitsch (2006) bahwa setiap Ranah Sumber (metaforis) pasti memiliki item leksikal yang mewakilinya. Kemudian, data-data metaforis yang ditemukan dianalisis dengan metode Analisis Pola Metaforis (APM) oleh Stefanowitsch (2006). Metode analisis APM dalam penelitian ini diakomodasi juga dengan pendekatan Linguistik Kognitif, Khususnya Teori Metafora Konseptual (TMK). Teori Metafota Konseptual oleh Lakoff dan Johnson (1980), Kövecses (2005), dan Ungerer dan Schmid (2006) digunakan untuk menganalisis dan menemukan pemetaan ranah metafora, pola-pola metafora, dan menjelaskan koherensi instrumen kognitif (konsep BANGUNAN) dengan ekspresi linguistik yang merepresentasikannya. Hasil yang diperoleh adalah verba kuzureru “runtuh”, tateru “membangun”, dan kowareru memiliki koherensi dengan BANGUNAN sebagai Ranah Sumber, dan masing-masing verba tersebut menjelaskan beberapa ranah target seperti hubungan, kondisi tubuh, impian/tujuan, ide/rencana, dan perasaan. Selain itu pada hasil analisis ditunjukkan bahwa verba kuzureru “runtuh” dan kowareru “rusak” bisa digunakan untuk menjelaskan ranah target yang sama, yaitu Hubungan. Selain itu diketahui juga bahwa verba kowareru “rusak” dan tateru “membangun” bisa digunakan untuk menjelaskan Ranah Target yang sama, yaitu Impian/Tujuan.