Penguatan Perlindungan Kekayaan Intelektual Komunal Kabupaten Gianyar Berbasis Inventarisasi Karya Ekspresi Budaya Tradisional
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan inventarisasi EBT sebagai salah satu jenis KIK di Kabupaten Gianyar dan menganalisa tantangan dan solusi dalam proses inventarisasi EBT di Kabupaten Gianyar dalam rangka penguatan perlindungan KIK sebagai sumber ekonomi kreatif dalam menunjang kegiatan kepariwisataan. Penelitian ini merupakan socio-legal research, dengan pendekatan hukum, ekonomi, sosial dan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan inventarisasi KIK di Kabupaten Gianyar dilaksanakan melalui kerjasama yang melibatkan Pemerintah Daerah melalui BRIDA Kabupaten Gianyar dan Fakultas Hukum Universitas Udayana sebagai Akademisi. Terdapat beberapa tantangan dalam proses inventarisasi KIK di Kabupaten Gianyar seperti ragam dan jumlah KIK yang banyak dan minim SDM yang mampu melakukan deskripsi terkait pengisian form sebagai hasil inventarisasi, sehingga perlu adanya Kerjasama dari berbagai stakeholder yang dapat dilakukan melalui Penta-Helix Collaboration yang melibatkan Pemerintah, Akademisi, Pihak Swasta, Masyarakat dan Media, sehingga perlu adanya Kerjasama antara Stakeholder secara berkelanjutan.
Article Details
References
[2] N. N. N. S. Putri and I. N. Budiana, “Implementasi Pasal 38 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Terkait Inventarisasi Ekspresi Budaya Tradisional Kain Tenun Cepuk Di Desa Tanglad Kabupaten Klungkung,” Jurnal Pendidikan Tambusai, vol. 6, no. 2, pp. 13494–13501, 2022.
[3] I. A. Sukihana and I. G. A. Kurniawan, “Karya Cipta Ekspresi Budaya Tradisional: Studi Empiris Perlindungan Tari Tradisional Bali di Kabupaten Bangli,” Jurnal Magister Hukum Udayana (Udayana Master Law Journal), vol. 7, no. 1, pp. 51–62, 2018.
[4] World Trade Organization, “What are intellectual property rights?” Accessed: Aug. 18, 2023. [Online]. Available: https://www.wto.org/english/tratop_e/trips_e/intel1_e.htm
[5] P. H. Purwandoko, A. Sulistiyono, and M. Hawin, “The Implementation of the Traditional Cultural Expression (TCE) Protection Indonesia Based on Article 38 Law Number 28 of 2014 regarding Copyright,” Indonesian J. Int’l L., vol. 18, p. 543, 2020, doi: https://doi.org/10.17304/ijil.vol18.4.823.
[6] P. T. Dwijayanthi and N. K. S. Dharmawan, “The Responsibilities of Influencers in Promoting Tie-Dye Motif Products Based on Copyright Law,” Substantive Justice International Journal of Law, vol. 3, no. 2, pp. 167–179, 2020.
[7] P. T. Dwijayanthi, P. A. Samsithawrati, D. Ayu, and D. Sawitri, “Omed-Omedan as a Traditional Cultural Expression: Legal Protection of a Communal Intellectual Property in Indonesia,” Jurnal Magister Hukum Udayana, vol. 11, no. 4, pp. 772–785, 2022, doi: https://doi.org/10.24843/JMHU.2022.v11.i04.p05.
[8] D. P. D. Kasih et al., Hukum Kekayaan Intelektual Komunal dan Inventarisasi Ekspresi Budaya Tradisional. Denpasar: Sari Kahyangan Indonesia, 2023.
[9] D. P. D. Kasih, N. K. S. Dharmawan, P. A. Samsithawrati, P. T. Dwijayanthi, D. A. D. Sawitri, and A. I. E. K. Yanti, “Policies Concerning Sacred And Open Traditional Cultural Expressions: Tourism and Creative Economy In Bali Context,” Jatiswara, vol. 38, no. 1, pp. 14–27, 2023, doi: https://doi.org/10.29303/jtsw.v38i1.475.
[10] M. K. S. Budhi, N. P. N. E. Lestari, and N. N. R. Suasih, “The recovery of the tourism industry in Bali province through the penta-helix collaboration strategy in the new normal era,” Geo Journal of Tourism and Geosites, vol. 40, no. 1, pp. 167–174, 2022, doi: DOI 10.30892/gtg.40120-816.