Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Keragaman Konsumsi Pangan Remaja Putri di Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem

Main Article Content

Ni Wayan Arya Utami Luh Seri Ani

Abstract

Abstrak—Kerawanan pangan rumah tangga mempengaruhi keragaman konsumsi pangan dan tingkat kecukupan zat gizi, selanjutnya kedua faktor ini mempengaruhi status gizi remaja putri. Ketahanan pangan terdiri atas dimensi ketersediaan, akses, dan pemanfaatan pangan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan dimensi akses pangan dan keragaman konsumsi pada kelompok remaja putri di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem.


Penelitian deskriptif cross-sectional dilakukan pada 186 remaja putri yang tinggal di Desa Telaga Tawang dan Kertha Buana yang terpilih secara acak sederhana. Data dikumpulkan melalui metode wawancara dengan kuisoner dan metode food recall 24 jam satu hari sebelumnya. Dimensi akses pangan tercermin dari beberapa indikator antara lain cadangan pangan (X11), waktu tempuh menuju pasar (X12), pendapatan per kapita (X21), harga pangan (X22), pendidikan ibu (X31), dan pendidikan ayah (X32). Proses validasi skor indeks menggunakan dua indikator acuan yaitu proporsi pengeluaran pangan dan skor keragaman konsumsi pangan rumah tangga atau HDDS (household dietary diversity score). Tingkat kecukupan zat gizi dibedakan menjadi lebih (?120%), cukup (80-120%) dan kurang (80%). Keragaman konsumsi pangan merupakan katagori keberagaman terhadap 8 kelompok bahan pangan 1) padi dan serealia, 2) umbi-umbian, 3) buah, 4) sayuran, 5) daging, telur, dan ikan, 6) kacang-kacangan, 7) minyak, 8) lain-lain, dikatagorikan menjadi beragam jika mengkonsumsi >5 kelompok pangan dalam sehari. Data dianalisis menggunakan program statistik komputer. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik, keragaman konsumsi, ketahanan pengan, proporsi pengeluaran pangan RT dan tingkat kecukupan gizi remaja putri.


Hasil penelitian menunjukan mayoritas usia 21-25 tahun (69,9%), ttingkat pendidikan SMP (43,0%), dan pekerjaan wiraswasta (34,4%), (69,9%) tergolong rumah tangga besar, pendidikan ayah tamat SMA (30,1%), pendidikan ibu tamat SD (36,0%), pekerjaan ayah sopir/buruh (72,0%), pekerjaan ibu wiraswasta (33,0%). Dilihat dari status ketahanan pangan RT berdasarkan skor indeks, sebagian rumah tangga adalah tahan pangan (52,7%) Dilihat dari pola makan, konsumsi responden lebih banyak yang tidak beragam (55,6%),


Disimpulkan bahwa remaja putri berada pada kelompok remaja akhir dan dewasa awal, tingkat pendidikan rendah, penghasilan kurang, rumah tangga adalah tahan pangan, cukup mengkonsumi energi, kurang mengkonsumsi protein, karbohidrat, kalsium, besi, dan zink serta mengkonsumsi pangan beragam.


 


 

Article Details

How to Cite
ARYA UTAMI, Ni Wayan; ANI, Luh Seri. Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Keragaman Konsumsi Pangan Remaja Putri di Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek), [S.l.], v. 8, n. 1, p. 203-209, dec. 2023. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/senastek/article/view/108194>. Date accessed: 27 apr. 2024.
Section
Articles

References

[1] S. Sudikno, “Prevalensi Dan Faktor Risiko Anemia Pada Wanita Usia Subur Di Rumah Tangga Miskin Di Kabupaten Tasikmalaya Dan Ciamis, Provinsi Jawa Barat,” J. Kesehat. Reproduksi, vol. 7, no. 2, 2016.
[2] WHO, “The Global Prevalence of Anaemia in 2011,” World Heal. Organ., pp. 1–48, 2015.
[3] E. Wijayanti and U. Fitriani, “Profil Konsumsi Zat Gizi Pada Wanita Usia Subur Anemia,” Media Gizi Mikro Indones., vol. 11, no. 1, pp. 39–48, 2019.
[4] Kemenkes, “Hasil Utama Riset Kesehata Dasar Tahun 2018 (RISKESDAS 2018),” J. Phys. A Math. Theor., vol. 44, no. 8, p. 22, 2018.
[5] P. S. Utami, L. S. Ani, D. S. Lubis, and D. N. Wirawan, “Determinants of Anemia in Women of Reproductive Age in Indonesia : Secondary Data Analysis of the 2018 Indonesia Basic Health Research,” vol. 8, no. 2, pp. 86–91, 2020.
[6] L. S. Ani, N. W. A. Utami, I. W. Weta, I. G. A. S. Darmayani, and K. Suwiyoga, “Anemia In Preconception Women In Sidemen Sub District Karangasem Regency, Bali-Indonesia,” Gineco.eu, vol. 14, no. 4, pp. 131–134, 2018.
[7] Y. Balarajan, U. Ramakrishnan, E. Özaltin, A. H. Shankar, and S. V. Subramanian, “Anaemia in low-income and middle-income countries,” Lancet, vol. 378, no. 9809, pp. 2123–2135, 2011.
[8] Y. S. Balarajan, W. W. Fawzi, and S. V. Subramanian, “Changing patterns of social inequalities in anaemia among women in india: Cross-sectional study using nationally representative data,” BMJ Open, vol. 3, no. 3, 2013.
[9] N. Hidayah, “Analysis of Risk Factros of Anaemia Among Women in Reproductive Age in Jepang Pakis Village Kudus District,” pp. 70–78, 2016.
[10] S. Sudikno and S. Sandjaja, “Prevalensi Dan Faktor Risiko Anemia Pada Wanita Usia Subur Di Rumah Tangga Miskin Di Kabupaten Tasikmalaya Dan Ciamis, Provinsi Jawa Barat,” J. Kesehat. Reproduksi, vol. 7, no. 2, 2016.
[11] S. Sutyawan, A. Khomsan, and D. Sukandar, “Pengembangan Indeks Ketahanan Pangan Rumah Tangga dan Kaitannya dengan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Status Gizi Anak Balita,” Amerta Nutr., vol. 3, no. 4, p. 201, 2019.
[12] D. M. Kennedy G., Ballard T., Guidelines for measuring household and individual dietary diversity. 2010.
[13] K. G. van Zutphen, K. Kraemer, and A. Melse-Boonstra, “Knowledge Gaps in Understanding the Etiology of Anemia in Indonesian Adolescents,” Food Nutr. Bull., vol. 42, no. 1_suppl, pp. S39–S58, 2021.
[14] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, “Pedoman Gizi Seimbang,” Peratur. Menteri Kesehat. Republik Indones. Nomor 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang, pp. 1–96, 2014.
[15] R. Chamova and T. Dimitrova, “Eating habits of women of childbearing age from Varna, Bulgaria,” Eur. J. Public Health, vol. 30, no. Supplement_5, Sep. 2020.
[16] C. M. M’bobda et al., “Assessment of Dietary Habits and Nutritional Status of Women of Childbearing Age in Cameroon: A Cross Sectional Study,” Open J. Epidemiol., vol. 10, no. 04, pp. 369–392, 2020.
[17] D. S. Puspitasari, E. D. Julianti, A. Safitri, and Y. Permanasari, “Buku Survei Konsumsi Makanan Individu dalam Studi Diet Total Provinsi DKI Jakarta 2014,” Badan Penelit. dan Pengemb. Kesehat., p. 22, 2014.
[18] Sugianto, M. Faozan, and A. Setyani, “Studi diet total: Survei Konsumsi Makanan Individu Daerah Istimewa Yogyakarta 2014,” pp. 1–74, 2014.
[19] P. Agbadi, H. B. Urke, and M. B. Mittelmark, “Household food security and adequacy of child diet in the food insecure region north in Ghana,” PLoS One, vol. 12, no. 5, pp. 1–16, 2017.
[20] S. Suharyanto, “Karakteristik Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani Berbasis Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi Di Provinsi Bali,” SEPA J. Sos. Ekon. Pertan. dan Agribisnis, vol. 11, no. 2, p. 191, 2017.
[21] I. N. Amalia and T. Mahmudiono, “Hubungan Pendapatan, Total Pengeluaran, Proporsi Pengeluaran Pangan dengan Status Ketahanan Rumah Tangga Petani Gurem (Studi di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember),” Amerta Nutr., vol. 1, no. 2, p. 143, 2017.
[22] W. Rahmawati, J. C. Willcox, P. van der Pligt, and A. Worsley, “Nutrition information-seeking behaviour of Indonesian pregnant women,” Midwifery, vol. 100, p. 103040, 2021.
[23] M. E. Lubis, “Hubungan Sosio Ekonomi dan Akses Pelayanan ANC dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia di Jalan Kawat VI-Kawat VII Keluarahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Deli,” J. Ilm. Simantek, vol. 1, no. 2, pp. 31–39, 2017.
[24] S. Dewanti, “Keragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Tengah,” J. Kawistara, vol. 10, no. 3, p. 282, 2020.