Fungsi Sekaa Janger Kolok sebagai Pemberdayaan Kelompok Disabilitas di Desa Bengkala
Abstract
Pada umumnya kelompok disabilitas dianggap tidak mempunyai kualitas sumber daya manusia yang setara dengan masyarakat normal. Asumsi tersebut terbentuk karena minimnya wawasan masyarakat terhadap kelompok disabilitas. Dampaknya, kelompok disabilitas tidak dapat berdaya seperti masyarakat normal. Perbandingan yang mencolok dapat dilihat dari kesempatan bekerja. Padahal kelompok disabilitas menginginkan kesempatan yang adil agar dapat hidup mandiri dan tidak menjadi tanggungan orang lain. Namun diskriminasi terhadap kelompok disabilitas tidak terjadi di Desa Bengkala. Desa Bengkala terletak di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Terdapat 43 warga tuli bisu (kolok) yang menetap di sana. Warga kolok Desa Bengkala memiliki kesenian khas yaitu Sekaa Janger Kolok. Sekaa Janger Kolok didirikan oleh Bapak Nedeng pada tahun 1967. Didirikannya Sekaa Janger Kolok awalnya bertujuan untuk memberdayakan warga kolok di Desa Bengkala. Maka dari itu penelitian ini hendak mengungkapkan bagaimana perkembangan serta fungsi Sekaa Janger Kolok. Setelah adanya sekaa, warga kolok kini sudah berdaya dalam bidang kesenian maupun ekonomi. Di bidang kesenian, Sekaa Janger Kolok berfungsi sebagai hiburan, serta wadah bagi warga kolok untuk menyalurkan bakat. Sementara di bidang ekonomi, Sekaa Janger Kolok membantu warga kolok mendapatkan penghasilan tambahan. Keberadaan Sekaa Janger Kolok harus didukung oleh semua elemen masyarakat karena Sekaa Janger Kolok memiliki fungsi penting bagi pemberdayaan warga kolok di Desa Bengkala.
Downloads
References
Ihromi, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Indriyani, Jiphie Gilia dkk. 2019. Adaptasi Cerita Kakawin Arjuna Wiwaha pada Pewayangan Jawa Lakon Arjuna Wiwaha. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Koentjaraningrat. 2014. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia