GROWTH AND PRODUCTION OF MINI ELEPHANT GRASS IN POST-MINING LAND THAT IS FERTILIZED WITH MANURE
Abstract
Mini elephant grass is a forage for livestock that has high production and nutritional quality. Post-coal mining land is land that has a very low fertility rate. This study aims to determine the optimum dose of cow manure for the growth and production of mini elephant grass in post-coal mining land. This research was carried out in the post-mining area of PT Arutmin Indonesia Site Satui. This study used a completely randomized design with four treatments and five replications. The experimental treatment was a cow manure dose of 0 tons/ha (control) (P0), 5 tons/ha (P1), 10 tons/ha (P2), and 15 tons/ha (P3). The variables observed were plant height, number of tillers, leaf length, and production of fresh and dry matter. The data obtained were analyzed using the SPSS Ver.21 program. The application of cow manure significantly (P<0,05) increased the growth and production of mini elephant grass in post-coal mining land. The optimum dose of cow manure to increase the growth and production of mini elephant grass in post-mining land is 10 tonnes/ha which will produce 16.46 tillers per clump, plant height 52.33 cm, leaf length 49.33 cm, fresh forage production 2.4 tons/ha and dry matter production 0.53 tons/ha.
Downloads
References
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. 2022. Risalah Iklim Kalsel Dasarian 2021 – Stasiun Kli- matologi Banjarbaru. http://iklim.kalsel.bmkg. go.id/index.php/2021/11/3068/risalah-iklim-kal- sel-dasarian-ii-november-2021/. Diakses 29 Mei 2022.
Bandi, H. 2011. Peningkatan kualitas lahan bekas tam- bang melalui revegetasi dan kesesuaiannya sebagai lahan pertanian tanaman pangan. Prosiding Se- minar Nasional Budidaya Pertanian Pengendalian Pengalih Fungsi Lahan Pertanian; Bengkulu, 7 Juli 2017. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Pp: 60-70.
Beever, D. E., N. Offer, and N. Gill. 2000. The Feeding Value of Grass and Grass Production. Publish For British Grassland Soc. By Blackwell Science, Oxford.
Budiono. 2018. Produktivitas rumput odot (Pennise- tum purpureum cv Mott) dengan pemberian jenis pupuk yang berbeda. Skripsi. Fakultas Universitas Bengkulu.
Darmawan, M. Yusuf, dan S. Syahruddin. 2015. Penga- ruh berbagai media tanam terhadap pertumbuh- an bibit tanaman kakao (Theobroma cacao. L) Agroplantae. 4(1): 13-18.
Djunaedy, A. 2009. Pengaruh jenis dan dosis pupuk bokashi terhadap pertumbuhan dan hasil kacang panjang (Vigna sinensis L.). Agrovigor. 2(1): 42-46.
Eko, H., F.Q. Adi, H. Nur, Bahrun, dan Harwanto. 2020. Produksi dan daya tampung rumput odot (Pennise-tum purpureum cv Mott) pada berbagai kombinasi pupuk kandang dan NPK. Prosiding Seminar Tek- nologi dan Agribisnis Peternakan VII – Webinar: Prospek Peternakan di Era Normal Baru Pasca Pandemi Covid – 19; Purwokerto, 27 Juni 2020. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedir- man. Pp: 751-758.
Fajri, J. 2016. Pemanfaatan pupuk cair terhadap pertum- buhan produksi dan klorofil rumput gajah mini pada lahan kering kritis. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Givens, D. I., E. Owen, R.F.E, Oxford, and H.M. Omed. 2000. Forage Evaluation in Ruminant Nutrition. CABI Publishing, New York.
Hafizah, N., dan R. Mukarramah. 2017. Aplikasi pupuk kandang kotoran sapi pada pertumbuhan dan hasil tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) di lahan rawa lebak. Ziraa’ah. 42(1): 1-7.
Harjadi, S.S. 1984. Pola Pertumbuhan Tanaman. Gramedia, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo, Jakarta.
Hermawan, B. 2002. Dasar-dasar Fisika Tanah. Lemlit Unib Press, Bengkulu.
Hidayah. 2003. Kajian Penggunaan Pupuk PHONSKA Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Raja (King Grass). Skripsi. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Koten, B. 2013. Tumpangsari legum arbila (Phaseolus lunatus L) berinokulum rhizobium dengan sorgum (Sorghum bicolor L Moench) dalam upaya mening- katkan produktivitas hijauan pakan ruminansia. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada.
Kushartono, B. 2001. Pengaruh curah hujan dan pola pemupukan terhadap produksi rumput raja (Pennisetum purpureophoides). Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. Bogor. 42- 49. https://docplayer.info/42583095-Penga- ruh-curah-hujan-dan-pola-pemupukan-ter- hadap-produksi-rumput-raja-pennisetumpurpu- rephoides.html. Diakses 29 Mei 29 2022.
Kustyorini, T.I.W., D.P.P. Hadiani, and P. Ardin. 2020. Frekuensi penyiraman pupuk organik cair terhadap produksi segar dan bahan kering hidroponik fodder gandum (Triticum sp). Jurnal Sains Peternakan. 8(2): 132-137.
Kusuma, M. E. 2018. Efektifitas dosis pupuk organik ko- toran sapi dan umur pemotongan terhadap produksi rumput setaria (Setaria spachelata) pada tanah berpasir. Jurnal Ilmu Hewani Tropika 7(1): 7-11.
Maczkowiack, R. I., C.S. Smith, G.J. Slaughter, D.R. Mulligan, and D.C. Cameron, 2012. Grazing as a post-mining land use: a conceptual model of the risk factors. Agricultural System. 109 Pp: 6-89. Mashud, N. dan M. Engelbert. 2014. Pemanfaatan lahan bekas tambang batu bara untuk pengembangan sagu. Jurnal Balai Penelitian Tanaman Palma. 15(1): 56-63.
Purbajanti, E.D. 2013. Rumput dan Legum Sebagai Hijauan Makanan Ternak. Graha Ilmu, Yogyakarta. Ressie, M. L., M.L. Mullik, and T.D. Dato. 2018. Pengaruh pemupukan dan interval penyiraman terhadap per- tumbuhan dan produksi rumput gajah odot (Peni- setum purpereum cv Mott). Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 13(2): 182-183.
Roidah, I. S. 2013. Manfaat penggunaan pupuk organik untuk kesuburan tanah. Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo. 1(1): 30-42.
Sajimin, I.P. Kompiang, Supriyati, and N.P. Suratmini. 2001. Penggunaan biofertilizer untuk peningkatan produktivitas hijauan pakan rumput gajah (Pennisetum purpureum cv Afrika) pada lahan marjinal di Subang Jawa Barat. Media Peternakan. 24(2): 46-50.
Savitri, M.V., H. Sudarwati, dan Hermanto. 2013. Pe- ngaruh umur pemotongan terhadap produktivitas gamal (Gliricidia sepium). Jurnal Ilmu-Ilmu Peter- nakan. 23(2): 25-35.
Sinaga, P. D., A. Ruliyansyah, dan M. Pramulya. 2018. Pengaruh komposisi media tanam terhadap per- tumbuhan rumput gajah mini variegata (Axonopus compressus). Jurnal Arsitektur Lansekap. 4(1): 120-127.
Sirait, J. A. 2017. Rumput gajah mini (P. purpureum cv. Mott) sebagai hijauan pakan untuk ruminansia. Wartazoa. 27(4): 167-176.
Suwondo, M. P. 2019. Rumput Gajah Mini Sebagai Hi- jauan Pakan Ternak. http://cybex.pertanian.go.id/ mobile/artikel/88761/Rumput-Gajah-Mini-Odot- Pennisetum-purpureum-cv-Mott-Sebagai-Hijauan- Pakan-Ternak/. Diakses 29 Mei 2022.
Syekhfani. 2011. Arti penting bahan organik bagi kesu- buran tanah. Prosiding Konggres I dan Semiloka Nasional Maporina. Malang. Pp: 1–8.
Winarso, S. 2011. Kesuburan Tanah Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media, Yogyakarta.
Zahid, M.S., A.M. Haqqani, M.U. Mufti, and S. Shafeeq. 2002. Optimization of N and P fertilizer for higher fodder yield and quality in mott grass under irri- gation-cum rainfed conditions of Pakistan. Asian Journal of Plant Sciences. 1(6): 690-693.
Zahroh, F., Muizzudin, dan L. Chamisijatin. 2016. Penga- ruh jenis dan dosis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman, luas daun, dan berat segar rumput gajah mini. Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016. Malang, 26 Maret 2016. Universitas Muhammadi- yah Malang. Pp: 908-914.