Shift worker sleep disorder
Abstract
Shift worker sleep disorder (SWSD) adalah gangguan tidur irama sirkadian yang ditandai dengan insomnia dan kantuk berlebihan yang terjadi pada mereka yang bekerja diluar periode tidur yang tipikal atau disebut juga jam-jam yang non-tradisional yaitu pukul 22.00-06.00. Pekerja shift berisiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi, berat badan berlebih dan diabetes bahkan meningkatkan risiko kanker. Gangguan tidur mengakibatkan disregulasi sumbu hipotalamus hipofise adrenal. Pekerja shift harus memperhatikan tidurnya bukan hanya untuk kesehatannya sendiri namun juga untuk mencegah kecelakaan kerja yang dapat merugikan banyak orang. Terapi SWSD meliputi terapi farmakologis dan non-farmakologis. Terapi non-farmakologis mencakup pengaturan jadwal kerja, modifikasi lingkungan, dan menghindari konsumsi kafein, alkohol, serta nikotin. Terapi farmakologis meliputi konsumsi hormon melatonin dan obat-obatan yang dapat memodifikasi tidur.
Shift worker sleep disorder (SWSD) is a circadian rhythm sleep disorder characterized by insomnia and excessive sleepiness that occurs in those who work outside of typical hours of sleep period, also called the nontraditional hours at 22:00 until 06:00. Shift workers are at higher risk for developing high blood pressure, excess weight and diabetes, even increase the risk of cancer. Sleep disorders cause dysregulation of the hypopituitary hypophysis adrenal axis. Shift workers must sleep properly not only to preserve their own health, but also to prevent accidents that can harm many people. Therapies SWSD include pharmacological and nonpharmacological therapy. Nonpharmacological therapy include improving work schedules, environmental modifications and also avoiding caffeine, alcohol, and nicotine. Pharmacologic therapy includes the consumption of the melatonin hormone and drugs that can modify sleep.