Seroprevalens serta faktor-faktor risiko toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Kabupaten Karangasem Bali
Abstract
Toksoplasmosis menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena dapat menyebabkan kelainan kongenital pada neonatus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prevalens dan mengidentifikasi faktor-faktor risiko toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Karangasem. Sampel serum dikumpulkan dari penduduk di beberapa banjar secara consecutive. Kuesioner diberikan untuk memperoleh data tentang demografi dan faktor risiko toksoplasmosis. Faktor risiko yang diteliti adalah kontak dengan tanah, kebiasaan pola makan termasuk konsumsi daging mentah atau setengah matang, sayuran yang tidak dicuci, dan sumber air minum. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 106 orang dengan usia rerata 45,20 (SB 17,03) tahun. Prevalens IgG anti-Toksoplasma gondii di Kabupaten Kubu adalah 13,2%. Seroprevalens tertinggi toksoplasmosis dalam penelitian ini adalah 20%, ditemukan pada usia 50-59 tahun. Prevalens kelompok usia reproduksi (20-49 tahun) pada populasi penelitian adalah 15%. Faktor risiko yang signifikan terkait dengan toksoplasmosis adalah sumber air minum. Disimpulkan bahwa seroprevalens toksoplasmosis pada penduduk di Desa Kubu Kabupaten Karangasem Bali sebesar 13,3%, dan sumber air minum merupakan faktor risiko yang terkait.
Toxoplasmosis has become one of public health problem worldwide because it can cause congenital malformation in newborn. The objective of this study was to determine the seroprevalence and to identify risk factors of toxoplasmosis in population of Kubu district Karangasem. We collected serum samples consecutively from resident of several banjar in Kubu. A questionnaire was administered to elicit data on demographics and practices considered to be risk factors for toxoplasmosis. Risk factor that had been evaluated in this study were contact with soil, food pattern habits including consumption of rare/ improperly cooked meat and unwashed vegetables, drinking water sources. The total sample in this study were 106 people with an average age of 45.20 (SD 17,03) years. Seroprevalence of IgG anti- Toksoplasma gondii in Kubu district was 13.2%. The highest seroprevalence of toxoplasmosis in this study was 20%, found in the age 50-59 years. The prevalence of reproductive age group (20-49 years ) in the study population was 15%. Risk factors significant associated with toxoplasmosis was source of drinking water. We conclude that seroprevalence of toxoplasmosis in population of Kubu district Karangasem was 13.2%, and source of drinking water was a significant risk factor.