Lesi talamus sebagai faktor risiko perburukan neurologis pada stroke perdarahan intraserebral supratentorial akut
Abstract
Stroke merupakan salah satu kegawatdaruratan di bidang neurologi. Insidens stroke di Indonesia adalah 12,1 per 1000 penduduk tahun 2013, sama banyak antara wanita dan lelaki dengan mortalitas di Indonesia sebesar 22%, (21,2% untuk stroke iskemik dan 28,2% untuk stroke perdarahan). Perdarahan talamus sering menimbulkan penurunan kesadaran akibat kerusakan sistem ascending reticular activating system bagian rostral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa lesi talamus merupakan faktor risiko perburukan neurologis pada penderita stroke perdarahan intraserebral supratentorial akut. Rancangan penelitian ini adalah kohort prospektif pada 60 orang penderita stroke perdarahan intraserebral supratentorial akut dari Maret-Oktober 2015. Subjek dibagi 2 kelompok, masing-masing 30 subjek dengan lesi di daerah talamus dan lesi bukan talamus berdasarkan hasil CT scan kepala. Hubungan antar-variabel dinyatakan dengan risiko relatif (RR) (IK95%) dengan tingkat kemaknaan (P)<0,05. Pada analisis data didapatkan hubungan bermakna antara lesi talamus dengan perburukan klinis neurologis [RR=7,98 (IK95% 2,23 sampai 28,52), P=0,001]. Kami menyimpulkan bahwa lesi talamus secara bermakna merupakan faktor risiko terjadinya perburukan klinis neurologis pada penderita stroke perdarahan intraserebral akut.
Stroke is one of the emergency case in neurology. Incidence of stroke in Indonesia was 12.1 per 1000 population in 2013, and women were equally affected as men; mortality among stroke patients in Indonesia was 22% (21.2% for ischemic stroke and 28.2% for haemorrhagic stroke). Thalamic hemorrhage often cause decrease of consciuosness due to damage of rostral ascending reticular activating system. The purpose of this study was to know whether thalamic lesion is a risk factor of worsening neurology in acute supratentorial intracerebral stroke patients. This study was prospective cohort design involving 60 acute supratentorial intracerebral stroke patients from March until October 2015. Subjects were divided into 2 groups consist of 30 subjects for each group (thalamic lesion and another location in head) based on head CT scan. Association between variable was expressed in relative risk (RR) (95%CI) with level of significance P<0.05. Data analysis revealed that there were association between thalamic lesion and worsening of clinical neurology [RR=7.98 (95%CI 2.23 to 28.52), P=0.001]. We conclude that thalamic lesion is a a risk factor of worsening of clinical neurology in acute haemorrhagic stroke patient.