KADAR SERUM 8-HIDROKSI-2’-DEOKSIGUANOSIN LEBIH TINGGI PADA ABORTUS INKOMPLIT DIBANDINGKAN DENGAN KEHAMILAN NORMAL TRIMESTER I
Abstract
Abortus merupakan salah satu penyumbang kematian ibu akibat perdarahan yang ditimbulkan sertakomplikasi lain yang bisa muncul adalah infeksi, infertilitas dan abortus berulang. Penanganan abortussebagian besar terhadap komplikasi yang ditimbulkan bukan terhadap penyebabnya. Di Indonesiasampai saat ini belum pernah ditemukan penelitian tentang 8-hidroksi-2’-deoksiguanosin (8-OHdG).Tingginya kadar 8-OHdG berhubungan dengan tingginya agresi radikal hidroksil dan atau rendahnyakecukupan antioksidan yang bisa menyebabkan kerusakan DNA atau kelainan kromosom. Kelainankromosom merupakan salah satu penyebab terbesar abortus pada trimester I. Tujuan penelitian iniadalah untuk membuktikan bahwa kadar serum 8-OHdG pada abortus inkomplit lebih tinggidibandingkan dengan kehamilan normal trimester I. Desain pada penelitian ini adalah studi crosssectionalanalytic yang melibatkan 68 orang wanita yang dikelompokkan menjadi 34 orang denganabortus inkomplit dan 34 orang wanita hamil normal umur kehamilan < 14 minggu yang memenuhikriteria inklusi dan eksklusi yang datang ke Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar. Dilakukanpemeriksaan kadar 8-OHdG serum pada kedua kelompok dengan metode ELISA. Berdasarkan uji tindependentdidapatkan perbedaan yang signifikan (P=0,001) antara kadar 8-OHdG serum antarakelompok abortus inkomplit (5,00 ng/ml) dengan kelompok hamil normal (3,03 ng/ml). Beda reratakedua kelompok adalah 1,97 (IK95% 1,38 sampai 2,56). Dalam hal umur ibu, umur kehamilan danparitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok. Berdasarkan kurva ROCdiperoleh nilai cut of point 3,73 ng/ml. Dengan uji Chi-Square rasio prevalensi adalah 8,66 (RP=8,66IK95%=2,93 sampai 25,62 P=0,001). Kadar serum 8-OHdG secara bermakna lebih tinggi pada kelompokabortus inkomplit dibandingkan dengan kelompok hamil normal. Pada kadar 8-OHdG yang tinggikejadian abortus inkomplit adalah 8,7 kali lebih banyak dibandingkan hamil normal. [MEDICINA2015;46:99-103].
Miscarriage or abortion is one contributor to maternal mortality due to bleeding caused as well asother complications can arise are infection, infertility and recurrent miscarriage. Handling most of thecomplications is not against the cause. In Indonesia until now has not been found research on eighthydroxy-2’-deoxyguanosine (8-OHdG). High level of this compounds is associated with high aggressionof hydroxyl radicals or low of antioxidant adequacy can cause DNA damage or chromosomalabnormalities. Chromosomal abnormalities arte the biggest cause of abortion in the first trimester.The purpose of this research was to prove that 8-OHdG serum level in incompete abortion was higherthan first trimester normal pregnancy. The design of this research was cross-sectional analytic studyinvolving 68 women, grouped into 34 women with Incomplete Abortion and 34 women with normalpregnancy less or equal than 14 weeks which meet the criteria of inclusion and exclusion that came tothe Sanglah Hospital Denpasar. Blood serum examination was conducted to know the 8-OHdG levelson both groups by the method of ELISA. Based on t-independent test, there were significant differences(P=0.001) between 8-OHdG serum level in incomplete abortion (5.00 ng/ml) and normal pregnancy(3.03 ng/mL) with mean difference was 1.97 (CI95% 1.38 to 2.56). In terms of mother’s age, pregnancy’sage and the parity, there were no significant differences between groups. Based on ROC curve, cut ofpoint of 8-OHdG serum level was 3.73 ng/ml. From Chi-Square test, prevalence ratio was 8.66 (RP=8.66CI95%=2.93 to 25.62 P=0.001). The serum level of 8-OHdG was significantly higher in incompleteabortion group compared to normal pregnancy. In the 8-OHdG serum levels were high, the incidence ofincomplete abortion was 8.7 times larger compared to normal pregnancy. [MEDICINA 2015;46:99-103].