STABILITAS HEMODINAMIK PADA PEMBERIAN FENTANYL SEBAGAI KOINDUKSI PROPOFOL DIBANDINGKAN DENGAN MIDAZOLAM PADA PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY
Abstract
Kestabilan hemodinamik pada pemasangan laryngeal mask airway (LMA) dengan propofol sebagaiagen induksi dapat dioptimalkan dengan penambahan agen koinduksi. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui apakah fentanyl sebagai koinduksi dapat memberikan kestabilan hemodinamikdan kondisi relaksasi yang lebih baik dibandingkan dengan midazolam pada pemasangan LMA.Setelah mendapat persetujuan dari bagian etik RSUP Sanglah Denpasar, 42 pasien dengan statusfisik ASA I dan II dilakukan pembiusan umum dengan pemasangan LMA, dipilih secara consecutiverandom sampling. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A diberikan midazolam 0.03 mg/kgbb dan kelompok B diberikan fentanyl 2 mcg/kgbb. 5 menit setelah koinduksi pasien diinduksidengan menggunakan target control infusion (TCI) propofol efek target 4 mcg/ml hingga tercapai nilaibispectral index (BIS) 40-60. Kondisi hemodinamik dianggap tidak stabil bila terjadi penurunan nilaitekanan arteri rerata (TAR) postinduksi lebih dari 20% TAR basal. Total dosis propofol dihitungsejak mulai induksi sampai tercapai nilai BIS 40-60 yang tercatat pada mesin TCI. Kondisi relaksasidinilai dengan kriteria Young?s. Data yang didapat akan diolah dengan software SPSS 17.0.karakteristik sampel diuji normalitas dengan Shapiro-Wilk dan homogenitas dengan tes levene.Perbandingan hemodinamik dan total dosis propofol diuji dengan uji t-2-sampel tidak berpasangandan kondisi relaksasi saat pemasangan LMA diuji dengan chi-square dengan tingkat kemaknaanP<0,05 Terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada penurunan nilai TAR saat pemasangan LMAdibandingkan nilai basal pada kedua kelompok uji yaitu A 13,08% (SB 2,88%) dan B 14.11% (SB2.96%) dengan nilai P = 0.216, total dosis propofol yang digunakan secara signifikan lebih sedikit padakelompok A 118.71 mg (SB 13,24 mg) dibandingkan kelompok B 131,61 mg (SB 12.86 mg) dengan P =0,003, sedangkan kondisi relaksasi yang dihasilkan tidak berbeda bermakna dengan P = 0,739.Simpulan penelitian ini bahwa fentanyl sebagai koinduksi propofol tidak lebih baik dibandingkanmidazolam dalam hal stabilitas hemodinamik dan kondisi relaksasi pada pemasangan LMA, danmenurunkan dosis induksi propofol lebih sedikit dibandingkan dengan midazolam. [MEDICINA2014;45:145-150].Downloads
Download data is not yet available.
How to Cite
RISMANTARA, I Dewa Gede Tresna; SINARDJA, I Ketut; WIDNYANA, I Made Gede.
STABILITAS HEMODINAMIK PADA PEMBERIAN FENTANYL SEBAGAI KOINDUKSI PROPOFOL DIBANDINGKAN DENGAN MIDAZOLAM PADA PEMASANGAN LARYNGEAL MASK AIRWAY.
Medicina, [S.l.], v. 45, n. 3, july 2015.
ISSN 2540-8321.
Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/15855>. Date accessed: 21 nov. 2024.
Section
Articles
Keywords
hemodinamik, koinduksi, fentanyl, midazolam, LMA