MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SHORTCUT DENPASAR-SINGARAJA
Abstract
Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang aktif pada sektor pariwisata, fokus pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata ialah proyek Shortcut Denpasar-Singaraja. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, brainstorming dan survei. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada 32 orang responden yang berkompeten dan berpengalaman pada proyek shortcut Denpasar- Singaraja. Penilaian dan penerimaan risiko berdasarkan standar Australia Standart/New Zealand Standart (AS/NZS) 4360:2004. Hasil penelitian terdapat 72 risiko yang teridentifikasi berdasarkan 4 sumber risiko. Hasil penilaian dan penerimaan risiko didapatkan 30 risiko dominan yang terdiri dari 27 ( 42%) tergolong risiko tinggi (high risk), dan 3 (5%) jenis risiko sangat tinggi (very high risk). Risiko very high risk yaitu pekerjaan cut and fill tanah dengan risiko pekerja tertimbun longsoran tanah, pekerjaan beton dengan aktifitas pemasangan scafolding dengan risiko terjatuh dari ketinggian dan pekerjaan erection beton girder yaitu pada aktifitas pemasangan box girder dengan risiko terpeleset hingga terjatuh dari ketinggian. Risiko kategori high risk pada pekerjaan persiapan terdapat 7 risiko, pekerjaan cut and fill terdapat 6 risiko, pekerjaan jembatan terdapat 13 risiko dan pada pekerjaan jalan terdapat 1 risiko yaitu terpeleset hingga terjatuh dari ketinggian pada saat perataan tanah dan pemasangan rumput. Terdapat 75 tindakan mitigasi untuk risiko dominan antara lain melakukan safety induction seminggu sekali dengan memberikan penjelasan sebelum dimulai semua aktifitas, selalu memakai APD melakukan pemeriksaan terhadap kekuatan dan ketegakan scafolding, serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan metode kerja secara benar.Alokasi kepemilikan risiko (risk ownership) yaitu jabatan safety berada di urutan pertama (57%), dilanjutkan dengan site manager (23%) dan jabatan supervisor civil (20%).
Bali Province is one of the provinces in Indonesia that is active in the tourism sector, the focus of developing tourism supporting infrastructure is the Denpasar-Singaraja Shortcut project. This research was conducted using a qualitative descriptive method. Data collection was carried out by means of observation, brainstorming and surveys. Questionnaires were distributed to 32 competent and experienced respondents on the Denpasar-Singaraja shortcut project. Assessment and acceptance of risk based on the Australian Standard / New Zealand Standard (AS / NZS) 4360: 2004. The results of the study there were 72 identified risks based on 4 sources of risk. The results of risk assessment and acceptance showed 30 dominant risks consisting of 27 (42%) classified as high risk, and 3 (5%) types of very high risk. Very high risk, namely soil cut and fill work with the risk of workers being buried by landslides, concrete work with scafolding installation activities with the risk of falling from a height and concrete girder erection work, namely in box girder installation activities with the risk of slipping and falling from a height. There are 7 risks in the high risk category for preparatory work, 6 risks for cut and fill work, 13 risks for bridge work and 1 risk for road work, namely slipping and falling from a height during leveling of the ground and installing grass. There are 75 mitigation measures for dominant risks, including conducting safety induction once a week by providing an explanation before starting all activities, always wearing PPE, checking the strength and enforceability of scaffolding, and supervising the correct implementation of work methods. namely the safety position in first place (57%), followed by the site manager (23%) and the civil supervisor position (20%).