STANDAR KOMPETENSI SDM PENYELENGGARA PERKERETAAPIAN MODERN

  • Nahry Nahry Universitas Indonesia

Abstract

Dampak industri 4.0 sangat besar terhadap penggunaan sumber daya manusia (SDM) akibat berubahnya teknologi yang digunakan, termasuk kehadiran kereta modern. Perkembangan teknologi kereta di Indonesia berjalan dengan cepat. SDM yang terkait dengan penyelenggaraan Perkeretaapian Modern memerlukan penambahan kompetensi agar dapat menjamin keselamatan sistem transportasi. Studi ini dimaksudkan untuk menganalisis kebutuhan standar kompetensi SDM pada sektor Perkeretaapian Modern dan mengevaluasi kesiapan Regulator dalam menyiapkan SDM-nya. Standar kompetensi diidentifikasi menggunakan Analisis Gap melalui benchmarking. Sementara itu, Analisis SWOT digunakan untuk mengevaluasi penyiapan SDM. Hasil analisis menunjukkan terdapat 6 teknologi inti dari kereta modern yang membedakan kereta modern dengan kereta konvensional, yaitu Civil infrastructure and track, Rolling Stock, Electric power facilities, Signaling and telecommunication facilities, Operation Control Center, dan ICT System. Kompetensi SDM kereta modern harus dapat mendukung penggunaan teknologi inti ini. Disusun 11 fungsi utama SDM kereta modern beserta kompetensinya masing-masing. Tambahan kompetensi mencakup aspek safety, ICT, sistem yang terintegrasi, serta budaya kerja. Analisis SWOT menunjukkan organisasi masih lemah secara internal namun memiliki peluang dari pihak eksternal.  Peluang terbesar adalah adanya kebutuhan yang tinggi dari pihak industri maupun operator terhadap SDM tersertifikasi.  Kekuatan yang dimiliki hanyalah dalam hal kontribusi Diklat yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pasar. Hampir seluruh unsur Input-Proses-Output-Outcome Diklat yang diidentifikasi dalam studi ini masih merupakan kelemahan walau dengan tingkat kelemahan yang berbeda-beda. Kelemahan utama dari sisi Diklat yaitu terbatasnya anggaran dan juga kurangnya kompetensi SDM Regulator dan Instruktur Diklat, serta kurikulum dan silabus Diklat yang masih perlu dipersiapkan. Kualitas sarana prasarana Diklat juga masih menjadi kelemahan utama. Kelemahan utama dari sisi regulasi yaitu belum cukup siapnya SKKNI. Studi ini merekomendasikan  perlunya penyiapan SDM yang memenuhi standar kompetensi , termasuk peningkatan peran dan kapasitas Diklat,  peran dan persiapan Regulator, serta kebutuhan SKKNI.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Andrade, C. E. S. d. &. D. M. d. A., 2016. The Role of Rail Transit System in Reducing Energy and Carbon Dioxide Emissions: The Case of The City of Rio de Janeiro. Sustainability, Volume 8, p. 150.
Brotherton, S.A., Fried, R.T., & Norman, E.S., 2008. Applying the work breakdown structure to the project management lifecycle. Paper presented at PMI Global Congress.
Hayashi, Y., Ram, K.E.S, and Bharule, S, 2020. Handbook on High Speed Rail and Quality of Life. In: Asian Development Bank. Tokyo: s.n.
Japan International Cooperation Agency (JICA), 2015. Joint Feasibility Study for Mumbai-Ahmedabad Railway Corridor, Tokyo: JICA Report.
Jenaru, A., and Daniel, D-P., 2020. The Organizatinal Culture Roles and Significance within Rail Companies, "Ovidius" University Annals. Economic Science, Issue 2.
Stoehr, T, 2001. In managing e-business projects: 99 key success factors. Ch.2.3. Developing the Work Breakdown Structure, pp. pp.42-48.
Published
2023-04-28
How to Cite
NAHRY, Nahry. STANDAR KOMPETENSI SDM PENYELENGGARA PERKERETAAPIAN MODERN. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, [S.l.], v. 27, n. 1, p. 68-80, apr. 2023. ISSN 2541-5484. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/article/view/87318>. Date accessed: 25 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JITS.2023.v27.i01.p08.