PENELITIAN RANCANGAN CAMPURAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS FLY ASH PLTU SURALAYA–BANTEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR
Abstract
The Earth Summit 1997 di Kyoto, Jepang, mendeklarasikan perlunya dilakukan tindakan nyata dan terukur untuk pengurangan emisi gas CO2 sampai sebesar 21%, agar bumi kita terhindar dari pemanasan global yang membawa dampak terjadinya perubahan iklim di dunia ini. Dari hasil-hasil penelitian ternyata industri semen dan industri bahan bangunan yang berbasis semen di seluruh dunia berkontribusi sekitar 8-10 % dari keseluruhan emisi CO2 di dunia ini. Angka ini cukup tinggi dan bila tidak dilakukan tindakan khusus akan terus meningkat seiring dengan sangat pesatnya pembangunan fisik di berbagai belahan dunia, yang memerlukan banyak bahan semen. Merujuk pada besarnya sumbangan industri semen terhadap total emisi CO2, maka diperlukan inovasi untuk melakukan penelitian penggunaan bahan-bahan alternatif pengganti semen. Pada penelitian ini dilakukan studi untuk memgembangkan rancangan campuran beton geopolimer, yaitu beton yang berbasis non-semen. Beton geopolimer yang dikembangkan pada penelitian ini berbasis 100% fly ash yang khusus diambil dari limbah PLTU Suralaya–Banten. Dari hasil uji XRF dan SEM fly ash yang digunakan, peneliti melakukan studi berbagai rancangan campuran beton geopolimer dengan variasi 8M, 12M, dan 16M, dan variasi alkali/fly ash 0,45, 0,50, 0,55 dan 0,60 dengan rasio antara Na2SiO3 dan NaOH adalah 2. Studi perkembangan kuat tekan beton geopolimer terhadap waktu menunjukkan bahwa hasil rancangan campuran beton geopolimer tersebut dapat mencapai kuat tekan fc’ 50,27 MPa dan kuat lentur fcr 7,66 MPa. Hasil menunjukkan bahwa beton geopolimer berbasis fly ash yang dihasilkan dapat digunakan sebagai beton struktural.
Kata kunci: beton geopolimer, kuat tekan, kuat lentur, fly ash