SARIPATI

  • Craig ME

Abstract

KETEBALAN FASIA PLANTAR, PETANDA PROSES GLIKASI JARINGAN SEBAGAI PREDIKTOR DARI KOMPLIKASI LANJUT DM TIPE 1 PADA DEWASA Salah satu komplikasi kronik dari diabetes millitus adalah kerusakan mikrovaskuler, dimana terdapat hubungan antara abnormalitas lipopoprotein, glikasi protein, proses oksidasi dan disfungsi protein. AGEs (Advanced glycation end products) adalah suatu reaksi nonenzymatic antara reduksi gula dan beberapa prekursor seperti kolagen, protein plasma, lipoprotein, membran sel, dan protein intraselular. Pada seseorang diabetes kondisi hiperglikemia merupakan mediator terbentuknya kolagen baru dan terjadi akumulasi dari produk glikasi, disamping bertambahnya usia, kesemuanya merubah kulit, jaringan ikat dan sendi termasuk penurunan elastisitas, jalur silang peningkatan kolagen dan kehilangan enzim pencerna matrik intraseluler. Perubahan protein jaringan sangat berarti bagi akumulasi AGEs dimana terjadi perubahan kolagen pada kulit dan kartilago. Residu AGE pada kolagen kulit merupakan percerminan dari beratnya kondisi hiperglikemia sebagai komplikasi jangka lama. Terbatasnya pergerakan sendi interpalang berhubungan dengan resiko terjadinya retinopati dan nefropati, akan tetapi pada dua dekade terakhir prevalensi tersebut tidak signifikan. Oleh karenanya digunakan teknik untuk menilai glikasi kolagen yang dahulu dilakukan dengan biopsi kulit secara invasif. Saat ini dilakukan suatu Plantar fascia thickness (PFT) dengan mengunakan ultrasound sebagai index alternatif untuk menilai glikasi jaringan dan petanda penyakit mikrovaskuler. Digunakan studi prospektif longitudinal terhadap dewasa dan dewasa muda pada rumah sakit Westmead, tahun 1997 hingga 2006. DM tipe satu yang sudah minimal terdiagnosa selama 5 tahun. Didapat 344 dewasa dengan DM tipe 1 yang sudah mengalami komplikasi mikrovaskuler, PFT diukur dengan ultrasound, retinopati dengan fotografi fundus 7 lapis, AER(albumin excretion rate) dari rata-rata spesimen urin 3 hari, tes neuropati, pupilometri dan kardiovaskuler, neuropeti perifer dengan vibrasi dan pengukur suhu. Dari hasil analisis multivariat didapat berdasarkan PFT (abnormal pada 132 subjek, 38%), kejadian retinopati (OR 2,4 (95% CI 1,1-5,0), peningkatan AER (2,24 [1,05-5,11]), neuropati perifer (2,3[1,2-4,41]), dan neuropati otonom (4,49 [2,46-9,91]). Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa PFT signifikan digunakan sebagai prediktor komplikasi yang akan terjadi pada diabetes tipe 1, dapat dikatakan bahwa oksidasi dan glikasi kolagen dapat sebagai faktor resiko independen untuk komplikasi mikrovaskuler. Craig ME, et al. Plantar Fascia Thickness, a Measure of Tissue Glycation, Predicts the Development of Complications in Adolescents with Type 1 Diabetes. Diabetes Care 2008;31:1201–06.

Downloads

Download data is not yet available.
How to Cite
ME, Craig. SARIPATI. journal of internal medicine, [S.l.], nov. 2012. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/view/3844>. Date accessed: 22 nov. 2024.
Section
Articles

Keywords

Saripati