SARIPATI

Abstract

KELAINAN FUNGSI TIROID SELAMA TERAPI AMIODARONE UNTUK PERSISTEN FIBRILASI ATRIUM Kebanyakan pasien yang mendapat terapi amiodarone adalah laki-laki. Risiko jangka panjang terapi amiodarone yang menginduksi gangguan tiroid pada pasien-pasien ini bellum pernah diinvestigasi secara sistematik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetukan tingkat gangguan fungsi tiroid yang diakibatkan oleh amiodarone pada kelompok laki-laki dewasa. Penelitian ini merupakan substudi dari prospective randomized controlled trial (SAFE ? Trial) dimana mengevaluasi penggunaan amiodarone, sotalol, dan placebo pada persisten fibrilasi atrium. Untuk keperluan penelitian ini, sotalol dan plasebo dimasukkan sebagai kelompok kontrol. Pemeriksaan serial fungsi tiroid dilakukan selama 1 ? 4,5 tahun. Dari 665 pasien yang ikut dalam penelitian SAFE-Trial, 612 pasien yang dimasukkan dalam substudi ini. Hipotiroid subklinis, kadar thyroid-stimulating hormone (TSH) 4,5 ? 10 mU/ L, didapatkan pada 25,8% pasien yang diterapi dengan amiodarone dan hanya 6,6% pada grup kontrol (p<0,0001). Hipotiroid berat, kadar TSH > 10 mU/L, didapatkan pada 5 % pasien yang diterapi dengan amiodarone, dan hanya 0,3% pada grup kontrol (p<0,001). Pada bulan ke-6, telah dideteksi adanya peningkatan kadar THS di atas 10 mU/L pada 93,8% pasien yang diterapi dengan amiodarone. Ada suatu trend peningkatan terjadinya hipertiroid , yaitu kadar TSH < 0,35 mU/L, pada grup yang diterapi dengan amiodarone dibandingkan dengan grup kontrol. (5,3% VS 2,4%, P=0,07). Hipotiroid terjadi pada 30,8% lakilaki dewasa yang diterapi dengan amiodarone dan hanya 6,9% pada grup kontrol. Hipotiroid terjadi pada awal terapi. Hipertiroid terjadi pada 5,3% pasien yang diterapi dengan amiodarone, dimana hampir semuanya pada fase subklinis kecuali pada satu kasus yang hipertiroid.