MANAJEMEN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG
Abstract
Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk manajemen pengangkutan sampah di Kecamatan Kuta yang berkaitan dengan jumlah armada yang dibutuhkan dan rute-rute yang dilalui dan terkait dengan waktu pengangkutan sampah yang dibutuhkan. Adapun diperlukan data-data diantaranya adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data survei pengangkutan yang bertujuan untuk mencari data mengenai kapasitas bak, waktu memuat, menurunkan sampah, waktu perjalanan, jarak perjalanan, kecepatan perjalanan dan rute perjalanan. Data sekunder yang diperlukan yaitu Peta Kecamatan Kuta, rute kendaraan pengangkut, jumlah alat angkut dump truck, jumlah penduduk dan jumlah pasar. Pada Kecamatan Kuta terdapat tiga Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yaitu TPS VIII, TPS VI dan TPS Legian. Untuk memproyeksi pertumbuhan penduduk digunakan metode geometrik. Berdasarkan hasil analisis maka besar timbulan sampah permukiman yang dihasilkan di Kecamatan Kuta sebesar 170,373 m3/hari (2012) yang terdiri dari TPS VIII 28,487 m3/hari, TPS VI 80,739 m3/hari, TPS Legian 61,147 m3/hari dan akan menjadi 174,338 m3/hari pada tahun 2016 yang terdiri dari tiga TPS yaitu TPS VIII 29,150 m3/hari, TPS VI 82,619 m3/hari, TPS Legian 62,569 m3/hari. Kebutuhan armada pengangkutan sampah tahun 2012 sampai 2016 dari TPS ke TPA pada TPS VIII adalah 2 unit dump truck, untuk TPS VI adalah 4 unit dump truck dan untuk TPS Legian adalah 3 unit dump truck dengan jumlah trip dari tahun 2012 sampai tahun 2013 adalah 25 trip untuk TPS VIII 4 trip, TPS VI 12 trip dan TPS Legian 9 trip. Sedangkan dari tahun 2014 sampai tahun 2016 bertambah menjadi 26 trip, untuk TPS VIII 5 trip, TPS VI 12 trip dan TPS Legian 9 trip. Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dibagi menjadi 2 (dua) shift, yaitu shift pagi dari pukul 06.00 sampai 11.00 dan shift sore dari pukul 16.00 sampai 19.00. Waktu pengangkutan sampah dalam penelitian ini yaitu selama 8 (delapan) jam kerja per hari. Kelebihan jam kerja dari jam kerja rencana dianggap lembur.