Benarkah Perempuan Bekerja dan Berpendidikan Mempengaruhi Tingkat Perceraian? Kasus Jawa Barat

  • Nenny Hendajany Universitas Sangga Buana
  • Ae Suaesih

Abstract

Tingginya tingkat perceraian menjadi sesuatu yang berdampak besar. Fenomena perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi disinyalir sebagai pemicu tingginya perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak perempuan bekerja dan berpendidikan tinggi terhadap tingkat perceraian yang terjadi di Jawa Barat. Data diambil dari Susenas 2018 dengan memilih responden adalah wanita yang telah menikah. Variable dependen dalam bentuk dummy, dimana 1 untuk wanita yang bercerai dan 0 untuk wanita yang tidak. Kategori cerai yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cerai hidup. Variabel independen yang diambil adalah pendidikan, status pekerjaan, dan usia pernikahan pertama. Pendidikan dibuat dalam bentuk variabel dummy, 1 untuk pendidikan SMP ke bawah. Status pekerjaan dibuat dalam bentuk dummy, 1 untuk wanita karir (bekerja). Sedangkan variabel perkotaan diambil sebagai kontrol dalam model. Metode analisis yang digunakan selain OLS (Ordinary Least Square) adalah Probit dan Logit. Hasil menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja memberi kecenderungan meningkatkan kemungkinan terjadinya perceraian, juga wanita dengan pendidikan yang lebih rendah cenderung menurunkan kemungkinan terjadinya perceraian. Usia pernikahan dini memperlihatkan meningkatnya kecenderungan terjadinya perceraian.

Downloads

Download data is not yet available.

References

DAFTAR PUSTKA

Alfa, F. R. (2019). Pernikahan Dini Dan Perceraian Di Indonesia. JAS: Jurnal Ahwal Syakhshiyyah, 1(1), 49–56. https://doi.org/10.33647/JAS.V1I1.2740
BPS, 2019. Tabel Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Umur 15 tahun Menurut Jenis Kelamin. https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/06/29/1510/rata-rata-lama-sekolah-penduduk-umur-15-tahun-menurut-jenis-kelamin-2011---2018.html, di akses tanggal 14 Oktober 2019

BPS Jabar, 2019. Tabel Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten Kota. https://jabar.bps.go.id/statictable/2016/11/22/158/rata-lama-sekolah-mys-gender-menurut-kabupaten-kota-tahun-2014-2015.html, di akses tanggal 14 Oktober 2019
Fathya, A. A. N., & Ramdhan, A. (2018). Pendidikan Pra Nikah sebagai Solusi Penanggulangan Kasus Perceraian melalui Perancangan Aplikasi.
Johnson, M. P. (2005). Domestic Violence: It’s Not About Gender-Or Is It? Journal of Marriage and Family, 67(5), 1126–1130. https://doi.org/10.1111/j.1741-3737.2005.00204.x
Marzuki, S. N. (2016). Relevansi Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Dengan Peningkatan Perceraian Di Kabupaten Bone. Al Risalah: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 2(2).
Miladiyanto, S. (2016). Pengaruh Profesi Tenaga Kerja Indonesia (Tki) Terhadap Tingginya Perceraian Di Kabupaten Malang. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 1(1), 51–66. https://doi.org/10.21067/JMK.V1I1.1186
Prianto, B., Wulandari, N. W., & Rahmawati, A. (2013). Rendahnya Komitmen Dalam Perkawinan Sebagai Sebab Perceraian. Jurnal Komunitas, 5(2), 208–218. https://doi.org/10.15294/komunitas.v5i2.2739
Rais, I. (2014). Tingginya Angka Cerai Gugat (Khulu’) di Indonesia: Analisis Kritis terhadapPenyebab dan Alternatif Solusi Mengatasinya. AL-’ADALAH, 12(1), 191–204. https://doi.org/10.24042/ADALAH.V12I1.183
Sururie, R. W., & Yuniardi, H. (2018). Perceraian Dalam Keluarga Muslim Di Jawa Barat. Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam, 12(2), 263–280. https://doi.org/10.24090/mnh.v12i2.1361
Published
2020-08-31
How to Cite
HENDAJANY, Nenny; SUAESIH, Ae. Benarkah Perempuan Bekerja dan Berpendidikan Mempengaruhi Tingkat Perceraian? Kasus Jawa Barat. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, [S.l.], p. 271-281, aug. 2020. ISSN 2303-0186. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jekt/article/view/63532>. Date accessed: 27 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/JEKT.2020.v13.i02.p05.