Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO) Penderita TB Paru BTA+ Di Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2012

  • Luh Endang Lupitayanti PS Ilmu Kesehatan Masyarakat Fak. Kedokteran Universitas Udayana

Abstract

Penyakit TB Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Puskesmas I Denpasar Selatan merupakan Puskesmas dengan kejadian TB Paru BTA+ paling tinggi. Hampir semua pasien tuberkulosis mempunyai pengawas menelan obat (PMO). Seharusnya yang menjadi pengawas menelan obat (PMO) adalah tenaga kesehatan, tetapi karena kekurangan tenaga kesehatan, maka sebagian besar dari PMO tersebut adalah keluarga pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO).

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 26 PMO penderita TB Paru BTA+ dan penderita TB Paru BTA+ di Puskesmas I Denpasar Selatan tahun 2012, yang dipilih secara total sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner kemudian dianalisis secara deskriptif.

PMO masing-masing 50% perempuan dan laki-laki. Sebagian besar PMO berpendidikan menengah (76,9%) dan sebagian besar PMO adalah anggota keluarga dari penderita TB Paru BTA+ (88,5%). PMO sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta (80,8%) dan rata-rata umur PMO adalah 39 tahun.

Tingkat pengetahuan PMO baik. 100% PMO mempunyai pengetahuan yang baik tentang TB Paru. Sebesar 100% PMO mempunyai sikap setuju terhadap perannya dalam keberhasilan pengobatan TB Paru BTA+. Sebesar 19,2% PMO mempunyai kinerja yang baik dan 80,8% mempunyai kinerja yang kurang. PMO yang mengetahui lamanya pengobatan TB Paru 19,00% mempunyai kinerja baik dan PMO yang tidak mengetahui lamanya pengobatan TB Paru 20,00% mempunyai kinerja baik, jadi tidak bermakna karena tidak ada perbedaan proporsi dan secara statistik tidak bermakna ( p =0,937 CI =0,891-0,000 ). Sedangkan PMO yang mengetahui tentang bahaya TB Paru 25,00% mempunyai kinerja baik dan PMO yang tidak mengetahui tentang bahaya TB Paru 10,00% yang mempunyai kinerja baik, jadi bermakna karena ada perbedaan proporsi yaitu 15,00%. Tetapi secara statistik tidak bermakna ( p=0,345 CI =0,347-0,730 ).

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2014-01-10
How to Cite
LUPITAYANTI, Luh Endang. Kinerja Pengawas Menelan Obat (PMO) Penderita TB Paru BTA+ Di Puskesmas I Denpasar Selatan Tahun 2012. Community Health, [S.l.], v. 2, n. 1, jan. 2014. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/jch/article/view/7704>. Date accessed: 21 nov. 2024.
Section
Articles

Keywords

Pengawas menelan obat, pengetahuan, sikap, pelaksanaan tugas PMO