Hubungan Persepsi Pengguna Layanan Tentang Mutu Pelayanan Unit Rawat Inap (VIP) Gryatama Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Di BRSU Tabanan Tahun 2013
Abstract
Unit rawat inap VIP (Gryatama) merupakan ruang perawatan bagi pasien umum BRSU Tabanan yang membayar dengan biaya sendiri. Selama 3 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah pasien rawat inap, khususnya pada pasien umum. Selain itu tingkat kepuasan pasien (sebagai pengguna layanan) terhadap mutu pelayanan di unit rawat inap VIP (Gryatama) belum mencapai standar minimal yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 yaitu 90%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi pengguna layanan tentang mutu pelayanan unit rawat inap VIP (Gryatama) dengan minat pemanfaatan ulangnya.
Penelitian ini termasuk penelitian cross sectional. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner pada 65 orang responden yang merupakan pengguna layanan unit rawat inap VIP (Gryatama) BRSU Tabanan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode proportional stratified random sampling. Data yang terkumpul diolah dan dianalisa secara kuantitatif dengan metode univariat dan bivariat menggunakan uji chi square test . Signifikansi ditentukan dengan nilai p < 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna layanan terdiri dari 36,9% pasien dan 63,1% keluarga pasien. Karakteristik dari pengguna layanan adalah sebesar 50,8% perempuan, 26,2% berusia 40-49 tahun, 50,8% berpendidikan terakhir SMU, 23,1% bekerja sebagai PNS, serta 43,1% berpendapatan kurang dari 1 juta. Variabel yang berhubungan dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan unit rawat inap VIP (Gryatama) BRSU Tabanan adalah persepsi tentang bukti fisik (p - value : 0,000), kehandalan (p – value : 0,000), daya tanggap (p – value : 0,010), jaminan (p – value : 0,002), dan empati (p – value : 0,000).
Untuk meningkatkan minat pemanfaatan ulang pelayanan diperlukan peningkatan mutu pelayanan di unit rawat inap VIP (Gryatama). Peningkatan mutu pelayanan dapat dilakukan dengan meningkatkan kerjasama dari seluruh staf agar dapat mencapai target pada standar mutu yang telah ditetapkan di BRSU Tabanan. Sedangkan untuk meminimalisir persepsi yang tidak baik pada dimensi jaminan kelancaran pelayanan (assurance) perlu dilakukan penambahan jumlah staf administrasi dan membuka loket pendaftaran lebih awal untuk mencegah timbulnya antrian panjang yang menjadi permasalahan di BRSU Tabanan.