Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bersalin Pengguna Jampersal Dengan Sikap Tentang Program Jampersal Di Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Ubud I
Abstract
Dalam upaya mendukung penurunan AKI dan AKB dan untuk mempercepat pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs). Kementerian Kesehatan Indonesia telah meluncurkan kebijakan Jaminan Persalinan (Jampersal) pada tahun 2011. Dalam pelaksanaannya masih banyak masyarakat khususnya ibu yang ingin bersalin belum mengerti tentang program Jampersal. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya yang dilakukan di wilayah Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Ubud I melalui bidan desa dan tenaga kesehatan yang lain dan salah satu faktor yang menyebabkan adalah tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat itu sendiri mengenai program Jampersal.
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Ubud I pada bulan April – Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin pengguna Jampersal di Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Ubud I, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin dengan kriteria inklusif dan eksekusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling, sehingga jumlah sampel menjadi 64 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pada kelompok umur 20 sampai 35 tahun memiliki persentase tertinggi pada tingkat pengetahuan baik yaitu sebesar 21,43 %. Berdasarkan distribusi tingkat pengetahuan responden menurut tingkat pendidikan terakhir, persentase tingkat pengetahuan baik terdapat pada ibu bersalin yang berpendidikan diploma/sarjana sebesar 85,71 %. Persentase pengetahuan dengan kategori baik cenderung dimiliki oleh responden yang bekerja sebesar 28,57%. Ditinjau dari tingkat penghasilan responden diperoleh data persentase tertinggi dengan kategori pengetahuan baik adalah responden yang memiliki penghasilan Rp. 1.500.000,- sampai dengan Rp. 2.500.000,- yaitu sebesar 34,38 %. Ibu bersalin yang mempunyai sikap cukup sebesar 78,13 %, sikap kurang sebesar 21,88 % serta tidak ada yang memenuhi kriteria sikap baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu bersalin pengguna Jampersal dengan sikap tentang program Jampersal.
Dari hasil penelitian diharapkan ada sosialisasi lebih lanjut dan peningkatan persuasif tentang pelaksanaan program Jampersal dari Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Ubud I kepada masyarakat khususnya ibu bersalin, sehingga peserta merasa nyaman dan puas jika memanfaatkan Jampersal.