Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian Aspek Visite Di Rumah Sakit X Sesuai Peraturan Perundangan
Abstract
One of the pharmacists practice in the implementation of pharmacy services for patients is through visite. This study is to determine the implementation of the visite of pharmaceutical services standards at X Hospital with applicable laws and regulations. This research is observational descriptive study. Accidental sampling technique and in-depth interview are used to obtain observation and interview data. The implementation of pharmacy service standards for visite aspects at X Hospital has been in accordance with the laws and regulations of visite. Evaluation results that show patient evaluation and assessment of patient drug regimens by pharmacists have been carried out well, while the current patient planning consultation and administration of drug consultations for returning patients are sufficient. Factors that become obstacles in the implementation of visite at X Hospital are the limited of pharmacists, overload tasks, limited time, lack of motivation, and the not effective of hospital management system.
Pelaksanaan pelayanan kefarmasian pada pasien salah satunya berupa praktik apoteker ruang rawat melalui kegiatan visite. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian aspek visite di RS X sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional. Teknik accidental sampling dengan indepth interview digunakan untuk memperoleh data observasi dan wawancara. Pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian aspek visite di RS X telah sesuai dengan peraturan perundangan serta pedoman visite. Hasil evaluasi menunjukkan akurasi riwayat pengobatan pasien dan pengkajian rejimen obat pasien oleh apoteker telah dilakukan dengan baik, sedangkan penilaian perencanaan pengobatan pasien saat ini dan pemberian konsultasi obat kepada pasien pulang tergolong cukup. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan visite di RS X adalah jumlah apoteker yang terbatas, banyaknya tugas apoteker, waktu pelaksanaan yang terbatas, motivasi apoteker rendah, serta sistem manajemen rumah sakit yang belum efektif.