PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PASIEN PSORIASIS KUKU DI RSUP SANGLAH: SEBUAH STUDI RETROSPEKTIF
Abstract
Pendahuluan: Kelainan kuku pada pasien psoriasis umum dijumpai dan dapat berdampak terhadap terjadinya stres psikologis. Penilaian keparahan psoriasis kuku dinilai dengan Nail Area Severity Index (NAPSI) dan kualitas hidup pasien dengan Dermatology Life Quality Index (DLQI). Prevalensi psoriasis kuku dilaporkan bervariasi berkisar 10-82%, namun belum ada data pasti psoriasis kuku di Indonesia. Tujuan: Mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien psoriasis kuku di RSUP Sanglah. Metode: Studi retrospektif menggunakan rekam medis pasien psoriasis kuku di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2018-Juni 2021. Hasil: Psoriasis vulgaris merupakan varian tersering (74,3%) dari total 77 orang pasien psoriasis. Manifestasi kelainan kuku didapatkan pada 35 pasien (45,5%), terbanyak pada rentang umur 40-59 tahun (40,5%), jenis kelamin laki-laki (65,7%), pekerjaan wiraswasta (40%) dan riwayat psoriasis onset lambat (54,3%). Predileksi kelainan kuku tersering pada jari tangan dengan manifestasi tersering adalah pitting nail, dengan keterlibatan sendi pada 25,7% kasus. Pasien psoriasis kuku didominasi pada psoriasis derajat berat, dengan luas keterlibatan kulit >10% (57,1%), skor Psoriasis Area Severity Index (PASI) >10 (31,0%) dan skor DLQI >10 (45,7%). Rerata NAPSI tertinggi pada didapatkan pada pasien psoriasis derajat berat (20 ± 5,1). Kesimpulan: Prevalensi psoriasis kuku di RSUP Sanglah cukup tinggi, terutama pada laki-laki dan rentang usia 40-59 tahun. Rata-rata derajat keparahan kuku lebih tinggi pada psoriasis derajat berat, dan berdampak pada kualitas hidup pasien.