PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI MADU KELE TERHADAPaPERTUMBUHAN BAKTERIaMETHICILLINaRESISTANTaSTAPHYLOCOCCUSaAUREUSa(MRSA)

  • Ariel Ekaputra Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali
  • Ida Ayu Dewi Wiryanthini Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali
  • I Wayan Gede Sutadarma Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Abstract

Luka adalah tempat dimana terputusnya kontinuitas dari jaringan kulit dan jaringan dalam,ediskontinuitas ini menjadi jalur masuk bagi mikroorganisme patogen sehingga dapat menyebabkan infeksi. Infeksiadarialuka seringkali disebabkan oleh bakteriaStaphylococcus Aureus. Seiring dengan penggunaan antibiotik yang berlebihan maka kemudian terjadinya resistensi, kemudian muncul suatu strain baru yaitu Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Madu Kele Sanjiwani dapat menghambat pertumbuhan Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan daya antibakteri Madu Kele Sanjiwani dengan konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, 100% terhadap pertumbuhan Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus. Madu seringkali digunakan dalam pengobatan sebagai bahan pembalut luka, luka bakar. Madu digunakan sebagai pembalut luka karena dipercaya memiliki beberapa sifat yang mendukung fungsinya yaitu sifat antibakteri, anti inflamasi, dan antioksidan. Sifat antibakteri dikaitkan dengan kadar gula yang tinggi, tingkat pH yang rendah, dan kandungan Hidrogen Peroksidanya. Madu Kele Sanjiwani yang merupakan madu yang dihasilkan di Bali, Indonesia digunakan sebagai sampel pada studi ini. Sebelumnya belum ada penelitian lain yang menggunakan Madu Kele Sanjiwani dan mencari tahu mengenai efek antibakterinya. Madu Kele Sanjiwani kemudian diencerkan menjadi 4 kelompok konsentrasi yaituk12,5%, 25%, 50%, dank100%, dilanjutkan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode disk diffusion. Hasil Penelitian menunjukan konsentrasi 100% menghasilkan zona hambat dengan rerata diameter 7mm sedangkan kelompok konsentrasi lainnya tidak memiliki zona hambat. Dapat disimpulkan bahwa hanya Madu Kele Sanjiwani dengan konsentrasi 100% yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus.


Kata Kunci: Madu Kele., antibakteri., MethicilliniResistantiStaphylococcusiAureusi(MRSA)

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Ariel Ekaputra, Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Ida Ayu Dewi Wiryanthini, Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

I Wayan Gede Sutadarma, Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Published
2022-06-21
How to Cite
EKAPUTRA, Ariel; WIRYANTHINI, Ida Ayu Dewi; SUTADARMA, I Wayan Gede. PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI MADU KELE TERHADAPaPERTUMBUHAN BAKTERIaMETHICILLINaRESISTANTaSTAPHYLOCOCCUSaAUREUSa(MRSA). E-Jurnal Medika Udayana, [S.l.], v. 11, n. 6, p. 14-18, june 2022. ISSN 2303-1395. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/88580>. Date accessed: 22 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/MU.2022.V11.i06.P03.