PROFIL PASIEN CEDERA OTAK YANG DIRAWAT DI RUANG TERAPI INTENSIF RSUP SANGLAH DENPASAR

  • Matthew Nathanael Sutjipto Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
  • I Gusti Agung Gede Utara Hartawan Departemen Anestesi dan Ruang Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia http://orcid.org/0000-0003-1557-6291
  • Dewa Ayu Mas Shintya Dewi Departemen Anestesi dan Ruang Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia http://orcid.org/0000-0002-9672-8615
  • I Wayan Aryabiantara Departemen Anestesi dan Ruang Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia http://orcid.org/0000-0002-0046-7570

Abstract

ABSTRAK


Latar Belakang: cedera otak dapat diklasifikasikan menjadi cedera otak traumatik dan cedera otak non traumatik. Cedera otak traumatik didefinisikan sebagai perubahan fungsi otak akibat rangsangan dari luar, sedangkan cedera otak non traumatik seringkali disebabkan oleh cedera serebrovaskular (CVA). Tingkat keparahan cedera otak diklasifikasikan menjadi cedera otak ringan, sedang, dan berat yang dinilai menggunakan skor GCS. Data primer mengenai pasien cedera otak di Indonesia khususnya di Denpasar masih terbatas. Keterbatasan informasi ini yang menjadikan penulisn tertarik untuk melakukan penelitian ini.


Tujuan: mendapatkan informasi lebih mengenai profil pasien cedera otak yang dirawat di RTI RSUP Sanglah Denpasar.


Metode: penelitian deskriptif potong lintang. Populasi target pada register pasien yang masuk dalam kriteria inklusi sejak 1 januari 2021 hingga 30 Juni 2021 di RTI RSUP Sanglah Denpasar. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kondisi demografi berupa usia, jenis kelamin, alamat, skor GCS, diagnosis, trauma penyerta, komorbid, ventilator, masa hari bebas ventilator, dan angka mortalitas.


Hasil: Sampel total penelitian ini sebanyak 89 pasien, dengan 52,93% pasien merupakan pasien cedera otak traumatik. Rata-rata usia pasien cedera otak traumatik adalah 43 tahun, sedangkan rata-rata pasien cedera otak non traumatik adalah 59 tahun. Pada pasien cedera otak, laki-laki memiliki proporsi lebih besar yaitu 78,65% dan  sebesar 23,60% pasien cedera otak memiliki alamat tempat tinggal di Denpasar. Skor GCS masuk pada pasien cedera otak traumatik didapatkan sebagai berikut, Skor GCS 3-8 (50%), Skor GCS 9-12 (22,92%), Skor GCS 13-15 (27,08%). Sedangkan skor GCS masuk pada pasien cedera otak non traumatik didapatkan sebagai berikut, Skor GCS 3-8 (48,78%), skor GCS 9-12 (43,90%), skor GCS 13-15 (7,32%). Pada pasien cedera otak traumatik 62,50% pasien yang datang memiliki trauma penyerta dan pada pasien cedera otak non traumatik 85,73% pasien yang datang memiliki komorbid. Penggunaan ventilator pada pasien cedera otak traumatik yaitu sebesar 87,5% dan pada pasien cedera otak non traumatik sebesar 82,93%, dengan rata-rata penggunaan ventilator selama 5 hari. Angka mortalitas pada penelitian ini adalah 29,17% untuk pasien cedera otak traumatik dan 43,90% untuk pasien cedera otak non traumatik.


Simpulan: Cedera otak traumatik merupakan cedera otak terbanyak yang dirawat di RTI RSUP Sanglah Denpasar. Dan rata-rata penggunaan ventilator pada pasien cedera otak yang dirawat di RTI RSUP Sanglah Denpasar adalah 5 hari.


Kata kunci :  Cedera otak, Cedera otak traumatik, Cedera otak non traumatik, Skor GCS.


 

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2022-10-20
How to Cite
SUTJIPTO, Matthew Nathanael et al. PROFIL PASIEN CEDERA OTAK YANG DIRAWAT DI RUANG TERAPI INTENSIF RSUP SANGLAH DENPASAR. E-Jurnal Medika Udayana, [S.l.], v. 11, n. 10, p. 1-6, oct. 2022. ISSN 2303-1395. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/81936>. Date accessed: 19 nov. 2024. doi: https://doi.org/10.24843/MU.2022.V11.i10.P01.