FAKTOR PREDIKTOR KEGAGALAN KEMOTERAPI BLEOMYCIN, ETOPOSIDE DAN CISPLATIN PADA PASIEN DENGAN SEMINOMA TESTIS PENELITIAN KOHORT RETROSPEKTIF

  • Ida Bagus Putra Pramana
  • Lukman Hakim
  • Wahjoe Djatisoesanto

Abstract

Di Amerika serikat sekitar 8400 orang mengalami kanker testis dan 280 orang meninggal karena penyakit ini. Germ cell tumor meningkat diseluruh dunia. Di Amerika angka prevalensinya pada pasien usia 15 – 49 tahun meningkat dari 2,9 per 100.000 pada tahun 1975 menjadi 5,1 per 100.000 pada tahun 2004. Prevalensinya meningkat dari 55 % pada tahun 1973 menjadi 73 % pada tahun 2001. Insiden kasus seminoma lebih tinggi dibandingkan dengan non-seminoma. Untuk mengetahui faktor – faktor prediktor kegagalan kemoterapi bleomycin, etoposide dan cisplatin (BEP) pada pasien dengan seminoma testis yang mendapat terapi di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif. Karakteristik pasien seperti umur, stadium, kadar serum tumor marker, adjuvant kemoterapi, efek samping dari kemoterapi dan respon kemoterapi didapatkan dari rekam medis pasien di RSUD dr Soetomo Surabaya pada Januari 2008 – Desember 2015. Data dianalisis dengan deskriptif analitik, faktor faktor yang mempengaruhi kegagalan kemoterapi seperti patologi staging tumor (pT), penyebaran regional lymph node (N), metastasis (M), dan level serum tumor marker preoperatif seperti Lactic Dehydrogenase (LDH), human chorionic gonadotrophin (hCG), dan Alpha-Fetoprotein (AFP) dianalisis dengan menggunakan Binary Logistic Regression.Terdapat 55 pasien dengan seminoma testis dengan rata rata umur 32,43±13,3 tahun. Dari 55 pasien hanya 41 pasien yang hanya mendapat adjuvant kemoterapi BEP. Faktor faktor seperti pT, N dan M yang signifikant secara statistik sebagai faktor prediktor kegagalan kemoterapi. Pasien dengan staging pT3 dan pT4 memiliki 8,25 kali faktor resiko yang lebih besar dibandingkan pT1 dan pT2 untuk terjadinya kegagalan kemoterapi (OR=8,250, p=0,005 dan IK95%=1,87 – 36,38). Pasien dengan N2 dan N3 memiliki resiko 4,812 kali lebih besar untuk mengalami kegagalan kemoterapi dibandingkan N0 dan N1 (OR = 4,812, p=0,036, IK95% = 1,105 – 20,95). Pasien dengan M1 (M1a atau M1b) memiliki resiko 6,4 kali lebih besar mengalami kegagalan kemoterapi jika dibandingkan dengan M0 (OR = 6,40, p = 0,015, CI = 1,44 – 28,443).  Seminoma testis merupakan tumor yang kemo-sensitif. Staging tumor primer (pT), regional lymph nodes (N) dan Metastasis (M) dapat digunakan sebagai faktor prediktor kegagalan kemoterapi pada pasien dengan seminoma testis.


Keywords : Germ Cell Tumors, Testicular Seminoma, Kemoterapi BEP.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Ida Bagus Putra Pramana

1 Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Rumah Sakit Universitas Udayana, Badung, Indonesia

Lukman Hakim

2 Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, Indonesia

Wahjoe Djatisoesanto

2 Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya, Indonesia

Published
2019-06-17
How to Cite
PUTRA PRAMANA, Ida Bagus; HAKIM, Lukman; DJATISOESANTO, Wahjoe. FAKTOR PREDIKTOR KEGAGALAN KEMOTERAPI BLEOMYCIN, ETOPOSIDE DAN CISPLATIN PADA PASIEN DENGAN SEMINOMA TESTIS PENELITIAN KOHORT RETROSPEKTIF. E-Jurnal Medika Udayana, [S.l.], v. 8, n. 6, june 2019. ISSN 2303-1395. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/50147>. Date accessed: 20 apr. 2024.

Most read articles by the same author(s)