KARAKTERISTIK PASIEN HIV/AIDS DENGAN KOINFEKSI TUBERKULOSIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BADUNG DAN KLINIK BALI MEDIKA KUTA
Abstract
Koinfeksi tuberkulosis (TB) paling sering dijumpai dan masih menjadi penyebab utama kematian pada pasien HIV/AIDS. Penelitian karakteristik koinfeksi TB pada pasien HIV/AIDS sangat terbatas di Indonesia, termasuk di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien HIV/AIDS dengan koinfeksi TB di Badung. Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan dengan menggunakan 643 rekam medik pasien HIV/AIDS yang menjalani pengobatan di RSUD Badung periode Februari 2006 - September 2015. RSUD Badung menerima rujukan pasien terbanyak dari Klinik Bali Medika Kuta. Variabel sosio-demografis (jenis kelamin, status perkawinan, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan keberadaan pengawas minum obat (PMO) serta variabel klinis (faktor risiko penularan HIV, stadium klinis HIV, berat badan, hitung CD4, dan kadar Hb) dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian koinfeksi TB pada pasien HIV/AIDS. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 76 pasien HIV/AIDS (11,8%) memiliki koinfeksi TB mayoritas adalah laki-laki (81,6%), kawin (54,4%), berusia 15-35 tahun (59,2%), pendidikan SMU atau perguruan tinggi (55,3%), dan bekerja (64,5%). Pasien dengan faktor risiko penularan melalui hubungan seksual sebanyak 95,9% dan memiliki PMO sebanyak 75%. Mayoritas pasien memiliki kondisi klinis kurang baik. Pasien HIV/AIDS dengan koinfeksi TB di Klinik Bali Medika Kuta berjumlah 7 orang (3%) dimana lebih rendah, didominasi oleh faktor risiko penularan melalui hubungan seksual, serta memiliki karakteristik klinis kadar Hb dan berat badan yang lebih baik jika dibandingkan dengan RSUD Badung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperlukan diagnosis lebih awal untuk mengetahui status koinfeksi lebih dini dan memberikan penanganan yang tepat.
Kata kunci : HIV/AIDS, koinfeksi TB