HUBUNGAN FAKTOR PENGHALANG BEROLAHRAGA TERHADAP TAHAP PERILAKU OLAHRAGA BERDASARKAN MODEL TRANSTEORI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN DI DENPASAR
Abstract
Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit-penyakit NCDs. Penanganan terbaik obesitas yang paling sederhana dan murah adalah olahraga. Namun terdapat dua hal yang mempengaruhi mau tidaknya seseorang berolahraga yaitu apakah terdapat faktor penghalang dan bagaimana perilaku berolahraganya saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional dan subjek penelitian mahasiswa PSPD FK UNUD pada semua angkatan. Responden di acak dengan metode two stages cluster sampling. Penelitian menggunakan kuesioner dengan 58 pertanyaan untuk mengetahui persepsi halangan subjek untuk berolahraga dan menilai tahapan perilaku berolahraga yang sedang dialami. Terdapat 150 orang responden yang masuk menjadi sampel penelitian dari 180 kuesioner yang dibagikan. Data kemudian dianalisis menggunakan metode Chi square untuk menguji hubungan faktor penghambat dan perilaku berolahraga dan didapatkan Prevalence Ratio (PR) 8.5 dengan p=0.04 (signifikan). Sedangkan jika dilihat dari kelompok jenis kelamin dan perilaku berolahraga didapatkan PR 5.4 dengan p=0.045. Mahasiswa yang memiliki faktor penghambat memiliki risiko 8.5 kali lebih besar berada pada tahap awal perilaku berolahraga (prekontemplasi dan kontemplasi) dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak memiliki faktor penghambat. Sedangkan mahasiswa perempuan 5.4 kali lebih besar memiliki kecenderungan untuk memiliki perilaku berolahraga prekontemplasi dan kontemplasi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki.