GAMBARAN KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN ATERM DI RSUP SANGLAH TAHUN 2013

  • Angga Wiadnya Program Studi Pendidikan Dokter
  • I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract

Latar belakang: Ketuban pecah dini masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang tinggi. Dimana kejadian ketuban pecah dini (KPD) ini mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, di antaranya adalah insidensi lebih tinggi pada mereka yang memiliki aktivitas yang tinggi saat hamil. Selain itu banyak referensi yang mengatakan bahwa dari angka kejadian KPD yang dilaporkan bahwa lebih banyak terjadi pada kehamilan yang cukup bulan dari pada yang kurang bulan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran ketuban pecah dini pada kehamilan aterm di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2013. Metode: Rancangan deskriptif retrospektif dengan sampel penelitian adalah semua data rekam medis pasien ketuban pecah dini pada kehamilan aterm di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2013. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi, dan data disajikan dalam bentuk tabel. Hasil: Dari hasil penelitian didapatkan 160 pasien ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dimana diketahui bahwa usia pasien yang paling banyak mengalami kejadian ketuban pecah dini pada kehamilan aterm adalah pada usia 20 – 35 tahun sebanyak 131 orang (81.9%). Sebanyak 116 orang (72,5%) pasien ketuban pecah dini pada kehamilan aterm adalah berpendidikan sedang yaitu hanya sekitar lulusan SMP ataupun SMA. Untuk pekerjaan ibu rumah tangga memiliki jumlah yang lebih tinggi yaitu 95 orang (59.4%). Selain itu pasien tanpa riwayat ketuban pecah dini memiliki jumlah yang tinggi yaitu 142 orang (88.2%). Untuk gravida, yang paling dominan pada pasien ketuban pecah dini pada kehamilan aterm adalah Gravida 2 yaitu sebanyak 57 orang (35.6%). Simpulan: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan jumlah kejadian ketuban pecah dini pada kehamilan aterm yang tinggi pada pasien dengan usia produktif yaitu usia 20 – 35 tahun. Selain itu juga banyak ditemukan pasien dengan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dengan faktor risiko pendidikan sedang (SMP – SMA) beserta pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Tidak ditemukannya kejadian ketuban pecah dini dalam kehamilan aterm dengan faktor risiko riwayat ketuban pecah dini sebelumnya dan gravida tinggi.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Angga Wiadnya, Program Studi Pendidikan Dokter
Program Studi Pendidikan Dokter
I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya, Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Published
2016-11-03
How to Cite
WIADNYA, Angga; SURYA, I Gede Ngurah Harry Wijaya. GAMBARAN KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN ATERM DI RSUP SANGLAH TAHUN 2013. E-Jurnal Medika Udayana, [S.l.], v. 5, n. 10, nov. 2016. ISSN 2303-1395. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/24707>. Date accessed: 27 apr. 2024.

Keywords

Ketuban pecah dini, aterm, usia, pendidikan, pekerjaan, riwayat KPD, jumlah kehamilan (gravida).