FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PETANG I KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

  • Muhammad Hafiz Bin Mohd Arifin Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
  • I Wayan Weta Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Komunitas Dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKK-IKP)Fak. Kedokteran Universitas Udayana

Abstract

Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik sistem kardiovaskular yang mana patofisiologinya tidak bisa diterangkan dengan hanya satu mekanisme tunggal. Semua definisi hipertensi adalah angka kesepakatan berdasarkan bukti klinis (evidence based) atau berdasarkan konsensus atau berdasar epidemiologi studi meta analisis. Bila tekanan darah diatas batas normal, maka dikatakan sebagai hipertensi. Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yakni hipertensi primer/essensial dan hipertensi sekunder, dan berdasarkan derajat penyakitnya. Angka insiden hipertensi sangat tinggi terutama pada populasi lanjut usia, usia di atas 60 tahun, dengan prevalensi mencapai 60% sampai 80% dari populasi lansia. Di Indonesia, pada usia 25-44 tahun prevalensi hipertensi sebesar 29%, pada usia 45-64 tahun sebesar 51% dan pada usia >65 tahun sebesar 65%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Petang I, Kabupaten Badung tahun 2016. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan desain cross-sectional study dan menggunakan pendekatan retrospektif. Sampel yang digunakan berjumlah 112 orang yang diambil secara konsekutif pada posyandu lansia yang di tujuh banjar di desa Petang, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung Hasil Penelitian dengan uji chi-square dan Fisher Exact Test menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara genetik (p = 0,019; RP = 1,417; IK 95% 1,069 sampai 1,877), olah raga (p = 0,017; RP = 1,424; IK 95% 1,069 sampai 1,895), dan tingkat stress (p < 0,0001; RP = 2,043; IK 95% 1,184 sampai 2,141) dengan kejadian hipertensi. Sedangkan jenis kelamin, obesitas, merokok, dan konsumsi alkohol tidak terdapat hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi.Prevalensi hipertensi pada kelompok lansia cukup tinggi yakni 69% dan terdapat hubungan yang bermakna antara genetik, olah raga, dan tingkat stress dengan kejadian ISPA pada lansia. Rekomendasi dalam upaya penurunan angka kejadian hipertensi berupa peningkatan sikap dan pengetahuan masyarakat tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya suatu penyakit khususnya hipertensi dengan cara penyuluhan kesehatan.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Muhammad Hafiz Bin Mohd Arifin, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
I Wayan Weta, Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Komunitas Dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKK-IKP)Fak. Kedokteran Universitas Udayana
Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Komunitas Dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKK-IKP)Fak. Kedokteran Universitas Udayana
Published
2016-07-02
How to Cite
BIN MOHD ARIFIN, Muhammad Hafiz; WETA, I Wayan. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PETANG I KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016. E-Jurnal Medika Udayana, [S.l.], v. 5, n. 7, july 2016. ISSN 2303-1395. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/21559>. Date accessed: 29 mar. 2024.

Keywords

lansia, hipertensi, genetik, olah raga, tingkat stress