FAKTOR-FAKTOR RISIKO TERJADINYA DIARE AKUT PADA BALITA DI DESA TEGALLALANG PADA BULAN JANUARI SAMPAI JULI TAHUN 2014
Abstract
Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di negara berkembang. Berdasarkan profil kesehatan Puskesmas Tegallalang I, diare masuk dalam sepuluh penyakit pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014. Jumlah kasus diare yang dilaporkan pada balita 50 kasus. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko diare di Puskesmas Tegallalang I ini.Penelitian ini menggunakan rancangan kasus-kontrol. Jumlah sampel masing-masing kasus dan kontrol adalah 36 balita. Kasus dan kontrol dipilih dari register kunjungan Puskesmas pada bulan Januari sampai Juli Tahun 2014. Faktor risiko meliputi ketersediaan saluran pembuangan air limbah (SPAL), pemanfaatan jamban keluarga (JAGA), pemanfaatan sarana air bersih, air susu ibu (ASI) ekslusif, mencuci tangan setelah buang air besar atau sebelum makan, dan merebus air minum. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Analisis faktor risiko dilakukan secara bivariat menggunakan uji chisquare. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita adalah saluran pembuangan air limbah (OR= 7,800, p=0,00), pemanfaatan jamban keluarga (OR= 3,75, p= 0,01), pemanfaatan sarana air bersih (OR= 9,10.p=0,00), ASIeksklusif (OR=17,20, p=0,00), mencuci tangan setelah buang air besar (OR=3,70, p= 0,02), mencuci tangan sebelum makan (OR=2,60, p=0,09), dan merebus air minum (OR=7,95, p= 0,00).Variabel ketersediaan saluran pembuangan air limbah, pemanfaatan sarana air bersih, ASI eksklusif, mencuci tangan setelah buang air besar, dan merebus air minum terbukti meningkatkan risiko kejadian diare akut pada balita. Perbaikan sanitasi perorangan dan sanitasi lingkungan diperlukan untuk mengurangi risiko terjadinya diare.