HUBUNGAN ANTARA SIKAP SLEEP HYGIENE DENGAN DERAJAT INSOMNIA PADA LANSIA DI POLIKLINIK GERIATRI RSUP SANGLAH, DENPASAR
Abstract
Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering dialami oleh lansia. Insomnia berpengaruh langsung terhadap penurunan kualitas hidup dan memiliki kecenderungan terhadap peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pada lansia. Selama ini berbagai terapi pengobatan telah dikembangkan untuk membantu mengatasi keluhan, namun belum ditemukan suatu terapi pengobatan yang ideal bagi lansia penderita insomnia. Melihat fenomena di atas, maka diperlukan metode dalam penatalaksanaan insomnia pada lansia melalui pendekatan terapi nonfarmakologis dan hanya menggunakan obat-obatan pada saat yang mendesak. Terapi nonfarmakologis yang paling efektif adalah terapi perilaku, yaitu sleep hygiene. Sleep hygiene merupakan identifikasi dan modifikasi perilaku dan lingkungan yang mempengaruhi tidur. Sehubungan hal diatas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara sikap sleep hygiene dengan derajat insomnia pada lansia di Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah. Penelitian ini merupakan studi analitik cross-sectional dengan sampel sebanyak 43 lansia yang berkunjung ke Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah pada bulan Februari 2014. Data diperoleh dengan wawancara melalui kuisioner yang terstruktur meliputi identitas, sikap sleep hygiene, dan derajat insomnia menggunakan kuesioner Insomnia Severity Index. Penelitian ini memperoleh rerata jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan pada masing-masing derajat insomnia adalah homogen. Berdasarkan uji korelasi diperoleh bahwa terdapat hubungan antara sikap sleep hygiene dengan derajat insomnia pada lansia di Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah pada dua komponen, yaitu faktor diet (p=0,006) dan olahraga (p=0,010), sedangkan tidak terdapat hubungan antara sikap sleep hygiene dengan derajat insomnia pada lansia di Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah pada dua komponen lainnya, yaitu faktor perilaku (p=0,374) dan lingkungan (p=0,222).