Angka Kejadian serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi GangguanTidur (Insomnia)Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar Bali Tahun 2013
Abstract
Latar belakang: Angka kejadian insomnia akan meningkat seiringbertambahnya usia. Dengan kata lain, gejala insomnia sering terjadi pada orang
lanjut usia
(
lansia
)
, bahkan hampir setengah dari jumlah lansia dilaporkan
mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidurnya.
Tujuan: Untuk mengetahui angka kejadian gangguan tidur
(
insomnia
)
pada
lansia serta faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan tidur
(
Insomnia
)
pada
lansia di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar.
Materi dan metode: Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
deskriftif cross-sectional non-eksperimental, dengan menggunakan sampel
sebanyak 15 orang setelah di inklusi dan eksklusi. Melalui wawancara langsung
dengan menggunakan sarana kuesioner, di lingkungan Panti Sosial Tresna Werda
Wana Seraya Denpasar Bali.
Hasil: Terdapat 6 orang lansia
(
40%
)
yang menderita insomnia dengan beberapa
faktor yang mempengaruhi seperti berdasarkan usia, usia 60-70 tahun terdapat 4
orang
(
66,6%
)
, usia 71-80 tahun, terdapat 2 orang lansia
(
22,2%
)
. Berdasarkan
jenis kelamin terdapat 1 orang lansia laki-laki
(
25%
)
dan terdapat 5 orang lansia
perempuan
(
45,5%
)
.Berdasarkan kebiasaan tidur yang buruk, hanya terdapat 1
orang lansia
(
16.6%
)
yang memiliki kebiasaan atau pola tidur yang buruk.
Berdasarkan penyakit yang mendasari terdapat 4 orang lansia
(
66,6%
)
.
Berdasarkan adanya penyakit gangguan jiwa seperti depresi mayor atau pun
kecemasan hanya terdapat 3 orang atau hanya sekitar 50% yang mengalami
depresi maupun kecemasan.
Simpulan : Berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya insomnia pada lansia,
seperti usia, jenis kelamin, Kebiasaan tidur / pola tidur, penyakit lainnya yang
mendasari, serta gangguan jiwa yang menyertai. Insomnia pada panti werdha ini
cenderung terjadi pada usia yang lebih muda dan jenis kelamin perempuan.







