TINGKAT KEPARAHAN GEJALA AWAL DAN USIA ADALAH PREDIKTOR LUARAN BURUK BELL’S PALSY PADA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI FISIK DAN REHABILITASI MEDIS

  • I Nengah Wiadi RSUD Bangli

Abstract

Bell’s palsy merupakan penyakit yang ditandai dengan parese cranial nerve (CN) VII perifer yang bersifat idiopatik. Terapi fisik merupakan salah satu modalitas terapi non farmakologi yang terbukti efektif. Degenerasi akibat penuaan dan keparahan gejala awal merupakan prediktor luaran penyakit buruk ini. Penelitian merupakan penelitian analisis observasional untuk mengetahui usia dan tingkat keparahan gejala terhadap luaran. Luaran diukur berdasarkan tingkat remisi yaitu House Brackmann (HB) grade I. Analisis terukur dengan metode Analysis survival (Kaplan-Meier) dengan SPSS IBM 22. Sebanyak 42 subyek dianalisis pada penelitian ini. Rerata usia adalah 41,5 ± 17,6 tahun dan sebanyak 54,8% adalah pria. Rerata mulai kunjungan terapi fisik dan rehabilitasi adalah 13 ± 15,6 hari. Frekuensi terapi adalah 13,7 ± 10,8 kali. Analisis survival menunjukan Bell’s Palsy HB grade IV-VI memiliki luaran yang lebih buruk (p=0,003). Demikian juga usia >42 tahun merupakan faktor prediktor luaran buruk Bell’s Palsy (p=0,028). Dengan demikian disimpulkan bahwa gejala awal yang lebih berat dan usia yang lebih tua merupakan prediktor buruk luaran Bell’s Palsy.

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2023-07-12
How to Cite
WIADI, I Nengah. TINGKAT KEPARAHAN GEJALA AWAL DAN USIA ADALAH PREDIKTOR LUARAN BURUK BELL’S PALSY PADA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI FISIK DAN REHABILITASI MEDIS. E-Jurnal Medika Udayana, [S.l.], v. 12, n. 6, p. 66-70, july 2023. ISSN 2303-1395. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/101345>. Date accessed: 11 may 2024. doi: https://doi.org/10.24843/MU.2023.V12.i06.P12.