PERAN TANAMAN SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP GIGITAN NYAMUK Aedes aegypt VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE

  • Fuad Iqbal Elka Putra Putra, FIE

Abstract

Pendahuluan: Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue betina Aedes aegypt menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. jumlah kasus DBD semakin meningkat dari tahun ke tahun dan kejadian luar biasa (KLB) cenderung terjadi setiap 5 tahun. Pengendalian nyamuk vektor masih menggunakan bahan insektisida kimia, maka diperlukan insektisida alternatif seperti insektisida nabati dari tanaman yang murah, mudah didapat, ramah lingkungan dan efektif membunuh nyamuk dewasa.


Pembahasan: Uji repelen beberapa ekstrak tumbuhan adalah pada dosis 100% yang mampu menolak gigitan nyamuk di atas 80% per jam antara lain ekstrak daun Zodia linalol dan apinene sebagai cairan pengusir nyamuk. Ekstrak daun tembakau mampu menolak selama 3 jam dengan zat aktif daun tembakau nikotin dan alkaloid. ekstrak daun gondopuro mampu menolak selama 1 jam memiliki kandungan saponin. ekstrak daun Serai Wangi mampu menolak selama 2 jam karena memiliki kandungan geraniol, sitronelol, sitronelal, dan sitral. Ekstrak daun cengkeh mampu menolak selama 4 jam sebanyak, 81,7%. Ekstrak bunga krisan mampu menolak selama 1 jam sebanyak 89,6%, Sedangkan ekstrak daun suren, akar tuba dan lavender hanya mampu menolak gigitan nyamuk Aedes aegypti di bawah 80%.


Simpulan: Tanaman dapat menjadi insektisida nabati dan terbukti efektif dalam mencegah gigitan vektor nyamuk Aedes aegypt


Kata Kunci: Aedes aegypt, demam berdarah dengue, insektisida nabati

Downloads

Download data is not yet available.

References

DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI (2016). Situasi DBD di Indonesia.
2. Sumarmo. Demam Berdarah dengue di Indonesia, Situasi sekarang dan harapan di masa mendatang. Procceding Seminar dan Workshop Berbagai Aspek Demam Berdarah Dengue dan Penanggulangannya. Universitas Indonesia. Depok. 1989.
3. Suroso T. Situasi dan Program Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. Procceding Seminar dan Workshop. Berbagai Aspek Demam Berdarah Dengue dan Penanggulangannya. Depok: Universitas Indonesia; 1989
4. Tarumingkeng, Rudi C. Pengantar Toksikologi Insektisida. Bogor: Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor; 1989.
5. Sunaryo, Astuti P, dan Widiastuti D. Gambaran Pemakaian Insektisida Rumah Tangga di Daerah Endemis DBD Kabupaten Grobogan Tahun 2013. Jurnal BALLABA. 2015; 11(01), 9-14.
6. Munte, N., Sartini, & Lubis, R. (2016). Skrinning Fitokimia dan Anti Mikroba Ekstrak Daun Kirinyuh Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escheria coli. Jurnal Biologi Lingkungan, 2(2), 132-140.
7. Kemenkes. R.I. Rencana Strategis Program Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (PPBB). Ditjen PPM dan PLP. Jakarta. 2000.
8. Sastrohamidjojo, H. “Kimia Minyak Atsiri.” Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.2004
9. Hasan B, Bambang H, Lulus s, Sri WH. Uji repelen (daya tolak) beberapa ekstrak tumbuhan terhadap gigitan nyamuk aedes aegypti vektor demam berdarah dengue. 2015
10. Kardinan A.Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Agromedia Pustaka. Bogor.2003.
11. Kemenkes RI. R.I. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Direktorat Jendral Pengawasan obat dan makanan. Direktorat pengawasan obat tradisional. Jakarta. 2000.
12. Dodia DA, Patel IS dan Patel GM. Botanical Pesticides for Pest Management. Scientific Publisher. India.2008.
13. Susanti M dan Zen S. Pengaruh Variasi Konsentrasi Repellent Tumbuhan Kirinyuh (Eupatorium odoratum L) Terhadap Daya Proteksi Hinggapan Nyamuk Aedes sp. Seminar Nasional Pendidikan. Metro: Pendidikan MIPA/Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Metro. 2017; 252-258
Published
2021-02-01
How to Cite
IQBAL ELKA PUTRA, Fuad. PERAN TANAMAN SEBAGAI INSEKTISIDA NABATI TERHADAP GIGITAN NYAMUK Aedes aegypt VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE. Essential: Essence of Scientific Medical Journal, [S.l.], v. 18, n. 2, p. 1-4, feb. 2021. ISSN 2655-6472. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/essential/article/view/54018>. Date accessed: 21 nov. 2024.