FONOLOGI BAHASA RONGGA: SEBUAH KAJIAN TRANSFORMASI GENERATIF

  • I NYOMAN SUPARSA
  • Prof. Dr. Aron Meko Mbete
  • Prof. Dr. I Wayan Pastika
  • Dr. Hans Lapoliwa, M.Phil.

Abstract

Disertasi yang berjudul Fonologi Bahasa Rongga: Sebuah Kajian TransformasiGeneratif bertujuan untuk menjawab tiga hal yang menjadi masalah, yaitu (1)bagaimanakah ujud (realisasi) fonologis dari morfem-morfem bahasa Rongga, baik padatataran fonemis maupun pada tataran fonetis?, (2) bagaimanakah syarat-syarat strukturmorfem bahasa Rongga, baik yang berkaitan dengan syarat-syarat positif maupun jikamaka?,dan (3) bagaimanakah proses dan kaidah fonologis bahasa Rongga menjelaskanproses perubahan realisasi fonologis menjadi realisasi fonetis?Dengan menggunakan pendekatan fonologi generatif, fonologi autosegmental danfonetik khususnya fonetik artikulatoris dan akustik, dan metode linguistik lapangan,kepustakaan, dan analisis, serta ditunjang oleh teknik perekaman, pencatatan, danpalatografi maka dihasilkan penelitian dalam bentuk disertasi.Bahasa Rongga mempunyai 6 segmen vokal, baik secara fonemis maupun fonetis,yaitu /i, e, u, o, ?, a/ [i, e, u, o, ?, a]. Bahasa Rongga mempunyai 25 segmen konsonansecara fonemis, yaitu /p, b, t, d, k, g, d?, , , , b, <d, g, m, n, ?, f,s, v, , h, r, l, w, /, secara fonetis ada 28 segmen, yaitu [p, b, t, d, k, g, ,d?, t?, , , , b, <d, g, m, n, ?, f, s, v, , h, r, l, w,, ]Untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan yang adaantara segmen-segmen fonologis bahasa Rongga secara fonemis diperlukan 14 ciripembeda. Keempat belas ciri pembeda itu adalah [konsonantal], [silabis], dan [sonoran]tergolong ke dalam ciri golongan utama. Ciri pembeda [malar], [pelepasan tertunda],[nasal], dan [lateral] tergolong ke dalam ciri cara artikulasi. Ciri pembeda [anterior] dan[koronal] tergolong ke dalam ciri tempat artikulasi. Ciri pembeda [tinggi], [rendah],[belakang], dan [bulat] tergolong ke dalam ciri punggung lidah. Ciri pembeda [bersuara]tergolong ke dalam ciri tambahan. Namun, untuk dapat membedakan bunyi hambat(plosif) [b], [d], dan [g] dengan implosif [], [], dan [] diperlukan duaciri lagi, yaitu [glottis dibuka]([spread gl]) dan [pitasuara rapat tidak kencang] ([constr gl]) (Kenstowich,1994:40—41, 146), dan untuk membedakan antara hambatpranasal dengan nasal diperlukan satu ciri lagi yaitu ciri[kompleks].Secara fonetis diperlukan dua ciri pembeda lagi, yaitu [tegang] dan[tekanan].Segmen morfem asal pangkal bahasa Rongga minimal berupa V ([+sil]), danrangkaian vokal dalam morfem asal pangkal maksimal VV ([+sil] [+sil]). Sebuah morfemasal pangkal dapat berawal konsonan K ([-sil]) atau V ([+sil]) atau berakhir V ([+sil]).  Jadi, bahasa Rongga mempunyai pola suku kata V dan KV. Dari formulasi di atas, polakanonik bahasa Rongga dapat dirinci menjadi 13 pola morfem, yaitu V, KV, VV, VKV,KVV, KVKV, KVKVKV, KVVKV, KVKVV, KVKVKVV, KVKVKVKV,V.KV.V.KV, dan KVVKVKV.Bahasa Rongga tidak mengenal rangkaian segmen konsonan pada morfemfonologis pangkal, karena bahasa Rongga merupakan bahasa vokalik. Berdasarkan datayang ada, maka rangkaian segmen fonologis vokal yang dibolehkan adalah /i-a, i-u, i-o, ie,i-i, e-a, e-u, e-o, e-i, e-e, u-a, u-i, u-e, u-u, o-a, o-i, o-u, o-e, o-o, a-i, a-e, a-u, a-o, a-a/.Dengan demikian, segmen fonologis vokal */?/ tidak ada dalam bentuk rangkaian, baikyang didahului maupun diikuti oleh segmen fonologis vokal lain. Di samping segmenfonologis vokal */?/, rangkaian segmen fonologis vokal yang tidak ada adalah*/ u-o /.Semua segmen fonologis vokal berdistribusi lengkap kecuali /?/ yang menempatiposisi awal dan tengah kata. Semua segmen fonologis konsonan tidak berdistribusilengkap. Yang menempati posisi awal dan tengah kata adalah /p, t, d, k,g, d?, , , , b, <d, g, m, n, ?, s, r, l, /. Yangmenempati posisi awal kata adalah /b, f, v, h/. Dan, yang menempatiposisi tengah kata adalah //.Pada penelitian ini ditemukan 14 kaidah fonologi yang berguna untukmenjelaskan proses fonologi yang terjadi. Keempat belas kaidah fonologi itu adalah (1)KF penambahan luncuran semivokal, (2) KF penambahan konsonan glotal [](kaidah kecil), (3) KF penambahan konsonan [r] (kaidah kecil),(4) KF penggantian luncuran semivokal [w], (5) KF penyuaraan konsonan [k] (kaidahkecil), (6) KF penggantian konsonan [], (7) KF pengawasuaraan konsonan [d?],(8) KF penggantian konsonan [g] (kaidah kecil), (9) KF pelesapan konsonan [h] (kaidahkecil), (10) KF pelesapan vokal [a] (kaidah kecil), (11) KF pelesapan vokal [?], (12)KF perubahan vokal [u] (kaidah kecil), (13) KF keharmonisan ketinggian vokal [a], dan(14) KF penempatan tekanan.Dari keempat belas kaidah fonologi itu, ada sejumlah kaidah fonologi yangberurutan, yaitu KF 4-KF1, KF9-KF10, KF 3-KF 12-KF 8, KF 8-KF 3-KF 12.Bahasa Rongga menggunakan huruf latin, karena bahasa Rongga tidakmempunyai sistem tulisan. /i, e, u, o, ?, a/ [i, e, u, o, ?, a] ditulis dengan i, e, u, o, e, a. /p,b, b, m, f, v, w, t, d, <d, n, s, r, l, d?, k, g, g, ?, h/ [p, b,b, m, f, v, w, t, d, <d, n, s, r, l, d?, k, g, g, ?, h] ditulisdengan huruf p, b, mb, m, f, v, w, t, d, nd, n, s, r, l, j, k,g, ngg, ng, h. Untuk /, , , , / [, , , , ] ditulisdengan huruf bh, dh, gh, hg, zh.

Downloads

Download data is not yet available.
How to Cite
SUPARSA, I NYOMAN et al. FONOLOGI BAHASA RONGGA: SEBUAH KAJIAN TRANSFORMASI GENERATIF. e-Journal of Linguistics, [S.l.], jan. 2009. ISSN 2442-7586. Available at: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/eol/article/view/3530>. Date accessed: 21 nov. 2024.
Section
Articles