Bentuk Potensial Bahasa Indonesia: Kesenjangan antara Kaidah Pembentukan Kata dengan Pruduktivitas dan Kreativitas Penutur Suatu Bahasa
Abstract
Penelitian ini berpijak pada teori morfologi generatif. Teori morfologi generatif memiliki perangkat kaidah untuk membentuk kata-kata baru atau kalimat-kalimat baru dengan menggunakan kaidah-kaidah transformasi.Proses pembentukan kata yang menggunakan paradigma morfologi generatif mensyaratkan empat komponen, yakni 1) daftar morfem, 2) kaidah pembentukan kata, 3) saringan, dan 4) kamus. Kamus tidak hanya berisi kata bentukan yang sesuai dengan KPK, tetapi juga dapat diisi oleh “kata baru” (yang sebelumnya dikenal dengan bentuk potensial tetapi lolos ke komponen kamus) dikarenakan produktivitas dan kreativitas penutur suatu bahasa.Parameter kepotensialan suatu kata bentukan dalam BI berdasarkan pada kriteria: 1) pelekatan afiks tertentu, terutama dari arti gramatikal afiks tersebut setelah menurunkan kata bentukan, 2) terlepas dari ambivalensi normatif bahasa, yang praksisnya digunakan oleh manusia sebagi alat komunikasi, unsur fundamental bahasa sebenarnya satu, yakni bunyi. Jadi, bentuk bunyi apa pun yang digunakan oleh manusia sebagai pengguna bahasa, itulah kenyataan bahasa, 3) meskipun ada banyak kata-kata potensial dalam suatu bahasa, beberapa di antaranya lebih mungkin menjadi kata-kata aktual, dan 4) produktivitas adalah gagasan kemungkinan dan bukan bagian dari tata bahasa. Oleh karena itu, produktivitas seyogianya diperlakukan sebagai suatu fenomena yang dihubungkan dari sudut kompetensi penutur.Downloads
Keywords
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License