CORAL REEF CONDITION DETECTED IN MENJANGAN AND NUSA PENIDA ISLAND USING ALOS/AVNIR-2 SATELLITE DATA
Abstract
Wisata terumbu karang sangat diminati oleh wisatawan dalam negeri maupun manca negara. Pulau Menjan gan dan Nusa Penida merupakan salah satu lokasi wisata yang yang sangat diminati karena memiliki ekosistem pesisir seperti terumbu karang, hutan bakau, rumput laut dan lain-lain memiliki kekayaan yang beranekaragam. Dalam penelitian ini, data satelit ALOS (AVNIR-2) yang memiliki 3 spektrum tampak yang digunakan untuk mendeteksi daerah penyebarannya.
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui sebaran terumbu karang secara umum di Pulau Men
jangan dan Pulau Nusa Penida dan 2) Untuk mengetahui perubahan terumbu karang di Pulau Menjangan dan Pulau Nusa Penida.
Akurasi yang baik (Nusa Penida 81,213% (2007), 80,334% (2009), Menjangan 85,555% (2007), 84,285%
(2009)) diperkirakan karena sebagian besar daerah pelatihan sesuai dengan data lapangan. Akurasi dari citra satelit tanpa metode Lyzenga di Nusa Penida Island itu lebih rendah dari keakuratan citra satelit di Pulau Men jangan. Hal ini disebabkan oleh 3 faktor-faktor seperti kesalahan klasifi.kasi sesuai dengan interaksi kompleks dari tata ruang topografi, informasi kesalahan definisi dari kelas spektral dan kesalahan pada citra satelit itu sendiri.
Hasil persebaran Pulau Menjangan menunjukkan luasan tutupan terumbu karang 49,04 hektar pada tahun 2009 dan 51,06 hektar pada tahun 2007 dengan perubahan luas terumbu karang meliputi 2102 hektar tingkat persentase 3,95%. Nusa Penida menunjukkan luasan tutupan terumbu karang 399 66 hektar pada tahun 2009 dan 339,65 hektar pada tahun 2007 dan , perubahan cakupan terumbu karang 60.01 hektar tingkat presentase 17,6%. Penurunan terumbu karang di pulau menjangan terjadi karena seperti suhu, serangan predator, gelom bang besar dan aktivitas manusia. Terutama pada suhu tinggi yaitu 30° pada Nopember 2001, Desember 20021 Desember 2006, Desember 2007, November 2008, April 2009, April 2010 dan Desember 2010 Suhu yang tinggi tampaknya memberikan kerusakan besar terhadap terumbu karang sehingga terjadi pemutihan terumbu karang. Peningkatan terumbu karang di nusa penida karena dipengaruhi oleh suhu perairan di Nusa Penida yang optimal bagi pertumbuhan karang.