Indeks Kesesuaian Wisata Mangrove di Kawasan Wisata Mangrove Desa Jungutbatu, Nusa Lembongan Bali
Abstract
Desa Jungutbatu, Nusa Lembongan merupakan salah satu desa di Kabupaten Klungkung yang memanfaatkan kawasan mangrove sebagai lokasi ekowisata. Hutan mangrove Nusa Lembongan dengan luas areal hutan 202 Ha, seluas 85 Ha adalah merupakan hasil penanaman pada areal kosong di daerah Jungutbatu dan seluas 117 Ha adalah merupakan hutan alami. Ekowisata pada hutan mangrove bisa menjadi kebijakan yang tepat untuk mencapai pengelolaan berkelanjutan, melalui penerapan kesesuaian peruntukan ruang dan prinsip konservasi ekosistem secara nyata. Data tambahan yang dapat diamati berupa, identifikasi mangrove dan fauna yang ditemukan di Desa Jungutbatu. Maka oleh sebab itu dilakukan penelitian mengenai indeks kesesuaian wisata mangrove di kawasan mangrove Desa Jungutbatu, Nusa Lembongan guna mengetahui kesesuiaan ekosistem mangrove dan strategi pengelolaan ekosistem di Kawasan mangrove agar menuju pengelolaan yang lebih baik. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei hingga Juni 2023 di Kawasan Ekowisata Mangrove Desa Jungutbatu, Nusa Lembongan, Kabupatan Klungkung. Data mengenai indek kesesuaian wisata mangrove di Desa Jungutbatu, Nusa Lembongan dilakukan dengan Analisis Indeks Kesesuian Wisata. Hasil penelitian menujukan bahwa ketebalan mangrove pada stasiun I sebesar 558 m dan stasiun II sebesar 470 m. Terdapat 5 jenis mangrove yang ditemukan yaitu Bruguiera gymnorhiza, Rhizophora apiculate, Rhizophora stylosa, Rhizophora mucronate dan Sonneratia alba, serta lima jenis objek biota yang ditemukan, yaitu Mollusca,reptil, ikan, crustacea, dan burung. Nilai indeks kesesuaian wisata (IKW) dalam penelitian ini adalah sebesar 2,48% pada stasiun I, sedangkan pada stasiun II mendapatkan nilai 2,1%. Nilai IKW pada semua stasiun pengamatan termasuk ke dalam kategori S2 atau sesuai untuk dijadikan sebagai objek ekowisata mangrove.