Infeksi Saluran Kemih Bawah Penyebab Azotemia Post-Renal pada Kucing Persia Campuran

  • Ni Kadek Nila Pridayanti Praktisi di Jl. Raya Besakih, Undisan, Tembuku, Bangli, Bali Indonesia, 80671
  • Made Suma Anthara Laboratorium Farmakologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia 80234
  • Sri Kayati Widyastuti Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar, Bali, Indonesia 80234
##plugins.pubIds.doi.readerDisplayName## https://doi.org/10.24843/bulvet.2023.v15.i04.p17

Abstrak

Azotemia adalah peningkatan konsentrasi senyawa nitrogen nonprotein dalam darah, yang terdiri dari urea dan kreatinin. Azotemia dapat dikategorikan menjadi mekanisme prerenal, renal, dan postrenal. Azotemia postrenal merupakan kondisi urologi yang disebabkan oleh gangguan saluran kemih bawah. Infeksi saluran kemih bawah mencegah pengumpulan dan pengeluaran urin normal dari tubuh. Tulisan ini melaporkan kasus Seekor kucing jantan ras persia campuran bernama Abu umur 1,5 tahun berwarna rambut dark grey, dengan bobot badan 4,19 kg dibawa ke klinik dengan tanda klinis berupa lesu dan lemas (lethargic), frekuensi urinasi tinggi namun urin sedikit (polakiuria), kencing berdarah (hematuria), nyeri saat urinasi (stranguria), dan distensi vesica urinaria (VU) dan penurunan nafsu makan. Pemeriksaan radiografi menunjukkan pembesaran ukuran pada VU. Pemeriksaan urinalisis menggunakan uji dipstick menunjukkan protein +1, eritrosit +2 (50), leukosit +2 (75), pH 7, dan berat jenis (BJ) 1,040. Pemeriksaan sedimentasi didapatkan hasil berupa urin berwarna kemerahan, buih berwarna putih, adanya endapan, dan bau pesing. Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan adanya kristal magnesium ammonium fosfat (struvite). Pemeriksaan hematologi rutin terjadi peningkatan neutrofil (neutrofilia) diartikan sebagai respon inflamasi secara akut. Pemeriksaan biokimia darah menunjukkan peningkatan pada kreatinin dan Blood Urea Nitrogen (BUN). Pengujian Symmetric Dimethylarginine Assay (SDMA) diperoleh hasil 19 ?g/dL. Kucing di diagnosa azotemia postrenal akibat infeksi saluran kemih bawah. Terapi yang diberikan adalah terapi cairan, antibiotik, multivitamin, pergantian diet pakan, dan pembilasan dengan bantuan kateter urin. Enam minggu pasca sembuh, analisis biokimia sebagai parameter azotemia kembali kebatas nilai normal. Deteksi azotemia postrenal dengan penilaian cepat dan akurat penting untuk kesembuhan pasien.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##

Referensi

Abdisa T. 2017. Review on practical guidance of veterinary clinical diagnostic approach. Int. J. Vet. Sci. Res. 3(2): 6-25.
Apritya D, Yunani R, Widyawati R. 2017. Analisis urin kasus urolithiasis pada kucing tahun 2017 di Surabaya. Agrovet. 6(1): 82-84
Azhar APN, Dewi K, Dwi L, Palestin P. 2022. Catheterization as a treatment for feline lower urinary tract disease (FLUTD) case in K and P Clinic Surabaya. J. Appl. Vet. Sci. Technol. 3(1): 18-21.
Byron JK. 2019. Urinary tract infection. Veterinary Clinics: Small Animal Practice. 49(2): 211-221.
Caesar GMOP, Widyarini S, Indarjulianto S, Nururrozi A, Raharjo S. 2021. Stasis urin pada kucing: evaluasi klinis dan laboratoris. J. Sain Vet. 39(1): 84-89.
da Cunha MGM, Raiser AG, Martins DB, dos Anjos Lopes ST, de Freitas GC, et al. 2016. Fluid therapy rate in postrenal page 2 of 4 azotemia stabilization in cats. SOJ. Vet. Sci. 2(2): 1-4.
Danastri MW, Widyastuti SK, Nindhia TS. 2022. Tingkat kejadian dan faktor risiko penyakit saluran kencing bagian bawah pada populasi kucing di Surakarta tahun 2017-2020. Indon. Med. Vet. 11(3): 313-321.
Fischer J, Lane I, Stokes J. 2009. Acute postrenal azotemia: etiology, clinicopathology, and pathophysiology. Compendium Vet. 31(11): 520-30.
Griffin B, Baker HJ. 2002. Domestic cats as laboratory animals. Laboratory animal medicine. 2nd edition. Elsevier Science. USA. Pp. 459.
Gulersoy E, Ekici YE. 2020. Acute post renal azotemia in a cat. Alexandria J. Vet. Sci. 64(1): 1-4.
International Renal Interest Society [IRIS]. 2017. Treatment recommendations for CKD in cats. London: Elanco Animal Health.
Jordan R, Febrianix A, YulliusV, Hermawan IP. 2022. Studi kasus: Feline lower urinary tract disease (flutd) pada kucing nobu di k and p clinic. VITEK: Bidang Kedokteran Hewan. 12(1): 46-49.
Julianta TI, Arjentinia IPGY, Putriningsih PAS. 2022. Derajat keasaman dan berat jenis urin sebagai indikator kajian urolitiasis pada kucing. Bul. Vet. Udayana. 14(1): 30-35.
Kojrys SL, Skupien EM, Snarska A, Krystkiewicz W, Pomianowski A. 2017. Evaluation of clinical signs and causes of lower urinary tract disease in polish cats. Vet. Med. 62(07): 386-393.
Latimer KS. 2011. Duncan and prasse’s veterinary laboratory medicine: clinical pathology 5th edition. John Wiley and Sons, Inc. UK. Pp. 276.
Lee JA, Drobatz KJ. 2003. Characterization of the clinical characteristics, electrolytes, acid-base, and renalparameters in male cats with urethral obstruction. J. Vet. Emerg. Crit. Care. 13(4): 227-233.
Madania RN, Suartha IN, Erawan IGMK. 2021. Laporan kasus: penanganan batu kandung kemih (Cystolithiasis) pada anjing peking dengan flushing, pemberian kejibeling, asam tolfenamat dan ciprofloxacin. Indon. Med. Vet. 10(5): 783-793.
Mariandayani HN. 2012. Keragaman kucing domestik (felis domesticus) berdasarkan morfogenetik. J. Peternakan Sriwijaya. 1(1).
Palm C. 2018. Acute azotemia. Textbook of Small Animal Emergency Medicine: Acute Azotemia. John Wiley and Sons, Inc. USA. Pp. 593-600.
Parrah JD, Moulvi BA, Gazi MA, Makhdoomi DM, Athar H, Din MU, Dar S, Mir AQ. 2013. Importance of urinalysis in veterinary practice: A review. Vet. World. 6(11): 640-646.
Plumb DC. 2008. Veterinary drug handbook. 6th Edition. Blackwell Publishing. USA. Pp. 197.
Prasetyo D, Darmono GE. 2017. Feline cystitis in himalayan cats: a case report. In 1st International Conference in One Health (ICOH 2017). Atlantis Press. Pp. 286-290.
Prudenta O, Mardasella A, Sahmiranda D, Ardianto Y, Aeka A. 2021. Gagal ginjal kronis pada kucing domestik rambut pendek. Media Kedokteran Hewan 32(1): 29-39.
Riesta BDA, Batan IW. 2020. Laporan kasus: cystitis hemoragika dan urolithiasis pada kucing lokal jantan peliharaan. Indon. Med. Vet. 9(6): 870-883.
Rizzi TE. 2014. Urinalysis in companion animals part 2: evaluation of urine chemistry and sediment. J. Tod. Vet. Prac. 86-91.
Wilson KE, Berent AC, Weisse CW, Szlosek D. 2022. Assessment of serum symmetric dimethylarginine and creatinine concentrations in cats with urethral obstruction. J. Feline Med. Surg. 24(10): 1017-1025.
Diterbitkan
2023-03-02
##submission.howToCite##
PRIDAYANTI, Ni Kadek Nila; ANTHARA, Made Suma; WIDYASTUTI, Sri Kayati. Infeksi Saluran Kemih Bawah Penyebab Azotemia Post-Renal pada Kucing Persia Campuran. Buletin Veteriner Udayana, [S.l.], p. 647-655, mar. 2023. ISSN 2477-2712. Tersedia pada: <https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/article/view/98180>. Tanggal Akses: 14 oct. 2025 doi: https://doi.org/10.24843/bulvet.2023.v15.i04.p17.
Bagian
Articles